PALU EKSPRES, DAMASKUS – Bukti kalau zat kimia berbahaya sarin digunakan untuk serangan kimia yang membunuh lebih dari 80 orang dan melukai ratusan lain di Provinsi Idlib, Syria, pekan lalu, memicu pertanyaan besar. Siapa yang menyuplai senjata itu kepada rezim berkuasa Presiden Bashar Al Assad?
Kelompok hak asasi manusia dan aktivis senjata militer punya dugaan. Mereka menyebutkan, adalah Inggris yang mengekspor zat kimia untuk bahan baku sirin ke rezim Syria. Tak hanya itu, Inggris juga disebut menjual perangkat khusus setelah tahun 2000 yang sekarang digunakan untuk program senjata kimia.
Tuduhan kalau Inggris kemungkinan mensuplai zat kimia mematikan ke Syria sedang diselidiki Committees on Arms Export Controls (CAEC). Pada 2013, sekretaris bisnis CAEC saat itu, Vince Cable, diminta komite CAEC untuk mengungkapkan nama-nama perusahaan yang diberi izin untuk mengekspor zat kimia ke Syria pada 2004-2012. Tetapi, Cable menolaknya.
”Tetapi, ini dilakukan agar anggota komite tidak mengambil untung dari informasi penting tersebut,” kata John Stanley, chairman CAEC. ”Ini adalah masalah serius,” sambungnya.