Kemudian, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faruk, Sumatera Selatan Alex Nurdin, Gubernur Kalimantan Utara Irianro Lambrie, Gubernur Jambi Zumi Zola, Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Sulut Olly Dondonkambey dan tuan rumah Gubernur Kepulauan Riau H Nurdin Basirun.
Dalam siaran berita Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Gubernur Nurdin menyatakan terima kasihnya kepada TNI karena membawa langsung para gubernur untuk melihat perbatasan negeri ini di kawasan utara. Natuna memang berbatasan langsung dengan Republik Rakyat Cina dan Laut Cina Selatan bersinggungan langsung dengan daerah ini.
”Harus ada dorongan dan perhatian khusus terhadap kawasan ini, baik untuk peningkatan kesejahteraan dan pertahanan,” kata Nurdin dalan siaran berita itu. Seperti diketahui, sebelum ke Natuna, para gubernur terlebih dahulu berkumpul di Jakarta. Kamis pagi, para Gubernur menjalani serangkaian kegiatan di Halim Perdana Kusuma.
Dari Halim, rombongan terbang ke Natuna untuk serangkaian kegiatan TNI. Di Natuna, para Gubernur tidak didampingi ajudan dan protokoler. Sekitar pukul 09.00 pesawat TNI AU bertolak dari Halim menuju Bandara Raden Sadjad, Ranai.
Pada pukul 10.50, pesawat mendarat di bandara. Mendagri Tjahjo Kumolo ikut mendampingi para gubernur dalam penerbangan ini.
Sebelum mendarat, dua pesawat tempur F-16 menjemput pesawat TNI AU yang membawa rombongan gubernur menuju Natuna. Beberapa menit sebelum mendarat di Pangkalan Udara Ranai, dua F-16 langsung take-off dari Ranai melakukan penjemputan.
Setelah menjalankan serangkaian latihan perang, para gubernur menginap di KRI. Mereka menginap tanpa didampingi ajudan atau protokol. Mereka hanya membawa satu tas ransel yang sudah disediakan, lengkap dengan pakaian hingga Jumat (19/5) petang untuk kembali lagi ke Jakarta.
Ketua APPSI, Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, kegiatan ini akan berefek kepada sesuatu yang sangat dalam bagi kepentingan dan tugas kenegaraan. Apapun aktivitas, semua muara tetap menjaga keutuhan negara.
”Menjaga keutuhan itu tidak boleh hanya di pikiran, tapi harus di hati dan di batin kita,” kata Gubernur Sulawesi Selatan ini.