Diduga Malpraktek di RSUD Anuntaloko, Bayi 3 Bulan Kehilangan Dua Jarinya

  • Whatsapp

Setibanya di rumah sakit kata dia, berdasarkan keterangan tenaga medis, pusar anaknya belum tetanus hanya infeksi saja. Sehingga, pada saat itu langsung mendapatkan penanganan dan dirawat di ruangan bayi, tanpa memberikan kesempatan pihak keluarga menjenguknya.

Berselang beberapa hari mendapatkan penanganan kata Wahid, tangan kiri anaknya yang digunakan untuk mengaliri cairan infus sudah dalam kondisi rusak. Bahkan kedua jarinya saat itu sudah membusuk.

Bacaan Lainnya

Anehnya kata dia, pihak rumah sakit tidak memberitahu secara jelas tentang tindakan secara medis, yang mengakibatkan kondisi bayinya harus kehilangan dua jarinya.

Akhirnya pihak keluarga bertindak tegas dengan mengeluarkan secara paksa anaknya dari rumah sakit dan melakukan perawatan sendiri di rumah.

Keberatan dengan penanganan yang dilakukan pihak rumah sakit, pihaknya juga melaporkan dugaan malpraktik tersebut ke pihak kepolisian, dan telah diminta keterangan oleh pihak penyidik.

Tindakan medis itu terbilang aneh karena pusar bayinya yang dinyatakan infeksi, namun dua jari kirinya yang harus copot.

“Beberapa hari kami rawat di rumah. Akhirnya jari bayi tersebut copot sendiri, karena kata tenaga medis waktu itu memang tidak berfungsi lagi, pergelangan tanganya yang saat itu memang sudah tidak berfungsi lagi dan sudah dalam kondisi rusak, berlubang dan sudah mulai mengering,’’ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Anuntaloko Parigi, Nurlela Harate, ketika ditemui media di ruang kerjanya belum lama ini, membantah penanganan yang dilakukan oleh pihaknya merupakan tindakan malpraktik.

Pihaknya mengklaim tindakan tersebut telah sesuai dengan protap berdasarkan pernyataan komite medic.

Menurutnya, pasien masuk  berdasarkan hasil pemeriksaan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan kondisi bayi pada saat itu kata dia, tidak dalam kondisi yang sehat dan dianggap masuk dalam kesadaran yang menurun.

“Dengan kondisi itu, bayi tidak lagi bisa menete karena sudah masuk ke arah koma, akhirnya diinfus untuk memasukkan makanan,” ungkap Direktur RSUD Anuntaloko Parigi Nurlela Harate.

(mg4/Palu Ekspres)

Pos terkait