Pengen Jadi Jurnalis? Gampang Kok!

  • Whatsapp

BELAJAR JADI WARTAWAN: Coba lihat guys, para calon jurnalis kampus LPM Qalamun lagi praktik wawancara dengan salah satu narasumber di lokasi Diklat Jurnalistik LPM Qalamun tahun 2015 di Desa Tambu.

Pendidikan dan Latihan Jurnalistik  Ala LPM Qalamun
Guys, menjadi jurnalis itu nggak berat kok seperti yang dibayangin loh. hanya tentunya sobat, harus dibarengi dengan kemauan dan bakat dasar menulis.
Tapi, sob, syarat yang paling utama adalah kemauan dan tekad yang kuat untuk menjadi seorang jurnalis. Kalau ada tekad dan kemauan tantangan seberat apapun pasti bisa dihadapi. Iya kan guys. Karena pepatah mengatakan “Dimana ada kemauan, disitu ada jalan”. Intinya mau belajar yah. Hehehe!!!!

Nah, atas dasar semangat itulah mendorong Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Qalamun Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu menggelar  Pendidikan dan Latihan (Diklat) jurnalistik itu  di Desa Tambu, Kabupaten Donggala.
Kegiatan itu digelar selama dua hari, Kamis, 9 Oktober hingga 11 Oktober 2015.
Diklat jurnalistik yang digelar LPM Qalamun ini sobat berjalan lancar. Antusiasme peserta yang rata-rata mahasiswa baru ini untuk menekuni dunia jurnalistik pun sangat besar. Totalnya sampai 94 orang.
Peserta ini nantinya akan menjadi jurnalis kampus dan bergelut di dunia kejurnalistikan di lingkungan kampus IAIN Palu.

“Diklat jurnalistik ini digelar agar mereka tahu dasar-dasar kejurnalistikan seperti bagaimana cara membuat sebuah berita, menentukan objek berita dan mental mereka juga dilatih agar kuat dan berani saat berhadapan dengan narasumber,”ujar Wakil Direktur LPM Qalamun, Mohammad Ihwan ini bro.
Para peserta itu pun dibagikan unsur-unsur yang membentuk sebuah berita. Yakni  5W plus 1H.

“5W itu adalah what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan) dan why (kenapa) plus how (bagaimana). Kalau berita yang kalian buat berisi 6 unsur itu, maka layak disebut sebagai berita”jelas salah satu pemateri yang juga wartawan salah satu media pemberitaan di Sulawesi Tengah dalam diklat tersebut, Ervin
Kemudian yang paling penting saat mewawancara, katanya, seorang jurnalis itu hendaknya merekam penyataan dari narasumber sebagai bukti otentik dari berita yang bakal ia buat.

“Jika narasumber komplain atau protes terhadap berita yang kalian buat, kalian punya bukti otentiknya, yaitu rekaman. Makanya rekaman itu sangat penting,”ungkap pemateri yag lainnya, Fahimah. Selain diberikan materi-materi kejurnalistikan, kader-kader baru di LPM Qalamun itu guys juga praktek langsung. Mereka ditugaskan menentukan isu apa yang akan mereka buat menjadi sebuah berita dan siapa narasumber yang akan diwawancrai soal isu tersebut.

Direktur LPM Qalamun, Mashur Al-Habsy berharap dengan diadakannya diklat jurnalistik kepada para kader baru ini, mereka manjadi seorang wartawan kampus yang handal dan tidak kalah dengan wartawan yang bergelut di dunia jurnalistik yang sesungguhnya. Selain itu mereka juga bisa melakukan aktivitas kejurnalistikan di luar kampus, uakni di Kota Palu maupun di Sulawesi Tengah.(muhamadarsyandi)

Pos terkait