Jelang PPDB itu saya menyaksikan kesibukan ekstra terjadi di kantor kependudukan dan catatan sipil Kota Palu. Pikiran saya mungkin untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk, namun seorang kawan berbisik, kumpulan ibu-ibu itu adalah untuk mengurus Kartu Keluarga (KK) untuk digunakanakan dalam penerimaan siswa baru.
Kawan ini berbisik lagi, ada orang tua menitipkan nama anaknya pada KK saudaranya atau masuk dalam KK kakek nenek sang anak, bahkan teman karena kebetulan sekolah yang diincar itu ada di zona sang kakek atau rumah paman dan tante.
Inilah praktik ketidakjujuran yang dilakukan para orang tua karena mengincar sekolah idaman. Dan cerita selanjutnya, sekolah juga tak mau repot mengidentifikasi akurasi Kartu Keluarga untuk menentukan zonasi anak didik.
Fakta yang terjadi saat ini, walau sistem zonasi telah diterapkan, harapannya akan terjadi penyebaran siswa disetiap sekolah berdasarkan zona rumah siswa, namun dalam kenyataannya masih terjadi luberan pendaftar di sekolah yang selama ini difavoritkan.
Apakah calon siswa yang membludak disekolah tertentu itu alamatnya tak berjarak dengan zona sekolah itu.
Memang, sistem zonasi ini bagaikan bola panas yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Karena kenyataannya, kebijakan itu sepertinya tak disertai dengan instrumen pengendalian agar tidak terjadi kecurangan administratif mapun praktek suap dalam proses PPDB.
Harus kita akui sekolah idola anak didik kita itu masih terbilang satu dua. Demikian halnya akademik atmosfir di setiap sekolah yang tidak semuanya kondusif untuk menunjang proses pembelajaran yang baik dan benar.
Demikian halnya fasilitas yang dimiliki setiap sekolah yang belum sepenuhnya menunjang siswa untuk berkreasi. Belum soal kepemimpinan di sekolah yang kadang ada yang menyenangkan ada pula yang melahirkan banyak masalah, hingga relasi antar guru memantik masalah pula hingga kadang merembes ke siswa.
Ini mungkin secuil catatan yang harus dibenahi agar pilihan sekolah itu benar-benar menjadi zona nyaman di hati anak-anak kita. Ada nasehat dari orang bijak yang bilang begini:
“seorang terpelajar adalah mereka yang harus belajar berlaku jujur sejak dalam pikiran hingga dalam tindakan”. Apakah kita semua telah berlaku jujur dalam proses PPDB?
Jawabannya ada di zona hati kita.