PALU EKSPRES, PALU – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, akan melaksanakan pemotongan hewan kurban, pada momen Hari Raya Idul Adha 1438 H, yang bertepatan jatuh pada Jumat 1 September 2017. Rencananya, Kanwil Kemenag akan memotong sebanyak enam ekor sapi pada Idul Adha tahun ini.
Hewan-hewan kurban tersebut, masing-masing berasal dari Sekretariat Kanwil Kemenag Sulteng dua ekor sapi, Bidang Bimbingan Masyarakat Islam (Bimais) satu ekor sapi, Bidang Pendidikan Madrasah (Pendma) satu ekor sapi, Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) satu ekor sapi, dan bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) satu ekor sapi.
Demikian disampaikan oleh Koordinator Publikasi Panitia Pemotongan Hewan Kurban Kemenag Sulteng, Moh. Isnaeni, melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis 31 Agustus 2017.
“Pemotongan dan pendistribusian hewan kurban di lingkup Kanwil Kemenag Sulteng, dijadwalkan pelaksanaannya selama dua hari, yakni pada Sabtu 2 September 2017 dan Minggu 3 September 2017,” kata Isnaeni.
Ia menguraikan, untuk hari pertama sebanyak tiga ekor sapi akan disembelih, yakni kurban dari Sekretariat dan Bidang Pendma. Pada hari berikutnya, akan disembelih lagi tiga ekor sapi kurban dari Bidang Pakis, Bidang PHU dan Bidang Bimais.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah Latopada mengimbau kepada para pengelola kurban, pada Hari Raya Idul Adha dapat mendistribusikan daging hewan kurban secara merata.
Ia mengingatkan, jangan sampai konsentrasi pendistribusian daging kurban hanya difokuskan pada daerah tertentu, sementara di sisi lain ada pihak-pihak yang berhak menerima, justru tidak mendapatkan daging kurban.
“Pembagian kurban mulai besok (Jumat 1 September 2017) sampai dengan tiga hari tasyrik, jangan hanya difokuskan di daerah perkotaan. Yang lebih utama, adalah daerah pinggiran, yang masih banyak masyarakatnya membutuhkan daging kurban. Juga jangan sampai ada yang dobel jatah dagingnya, tapi di sisi lain ada yang masyarakat yang memang berhak, tapi tidak terjangkau,” kata Abdullah Latopada, Rabu 30 Agustus 2017.