PALU EKSPRES, PALU – Walikota Palu Hidayat memfokuskan kebijakan salahsatunya membangun karakter generasi muda sebagaimana visi-misinya yaitu Kota Palu beradat dan berbudaya dilandasi iman dan taqwa.
Pembangunan karakter dimaksud adalah menumbuhkan kembali nilai toleransi, kegotongroyongan dan kekeluargaan. Menurutnya, tiga nilai itu penting sebagai solusi untuk mempersatukan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hidayat menjelaskan itu saat menjadi pembicara pada dialog nasional kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi, Selasa 26 September 2017 di Swisbell Hotel Palu. Dialog nasional bertema revitalisasi nilai-nilai budaya bangsa dalam rangka keutuhan NKRI dihadiri sedikitnya 60 raja dan sultan di tanah air.
Menurutnya, negara saat ini diperhadapkan dengan permasalahan konflik internal. Baik vertikal, horisontal maupun diagonal. Kepentingan kapitalisme sebutnya sedikit banyak memengaruhi konflik itu.
“Konflik bahkan sudah merambah ketingkat lembaga negara karena kepentingan kapitalisme itu. Ada apa dengan bangsa kita ini,”kata Hidayat.
Oleh sebab itu kata Hidayat, tiga nilai tadi, yaitu toleransi, kekeluargaan dan kegotongroyongan harus kembali ditumbuhkan. Karena pada prinsipnya tiga nilai tersebut adalah inti dari Pancasila.
“Pancasila itu kegotongroyongan, kekeluargaan dan toleransi,”jelasnya.
Sebagai upaya menumbuhkan tiga nilai itu dalam kehidupan masyarakat utamanya generasi muda, pihaknya terang Hidayat menelorkan sejumlah kebijakan dan program strategis. Pertama menelorkan program Palu Kana Mapande.
Program ini dilaksanakan dengan pendekatan menambah jam pelajaran pendidikan agama ditingkat sekolah dasar. Program itu kemudian ditambahkan dengan kewajiban siswa mengenakan pakaian adat setiap hari Kamis. Kemudian membentuk satuan tugas (satgas) kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan dan kenyamanan (K5). Satgas ini menurutnya menggerakkan partisipasi masyarakat terkait K5.