September 2017, Kota Palu Akhirnya Deflasi

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Sejak Januari hingga September 2017, baru kali ini Kota Palu mengalami Deflasi. Menariknya, pada saat bersamaan, secara nasional mengalami inflasi. Angka deflasi yang dicatat oleh BPS Provinsi Sulteng sebesar 0,13 persen, dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,00 persen), diikuti oleh kelompok kesehatan (0,14 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,09 persen).

Sementara kenaikan indeks harga pada periode yang sama terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,29 persen), sandang (0,27 persen), serta transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,14 persen). “Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama September 2017 relatif tidak mengalami perubahan,” kata Kepala BPS Sulteng Faisal Anwar, Senin 2 Oktober 2017, di kantor BPS Provinsi Sulteng.

Bacaan Lainnya

Pada bulan yang sama, katanya, inflasi year on year Kota Palu sebesar 4,61 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 8,55 persen, sedangkan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami penurunan indeks sebesar 1,92 persen.

Deflasi Kota Palu sebesar 0,13 persen berasal dari andil negatif kelompok pengeluaran bahan makanan (0,208 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,022 persen), serta kesehatan (0,005 persen). Sementara andil inflasi berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,065 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,025 persen), serta sandang (0,015 persen).

Ia mengungkapkan, beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain, jeruk nipis (0,12 persen), ikan selar (0,05 persen), rokok kretek filter (0,04 persen), ikan mujair (0,03 persen), biaya pemeliharaan (0,02 persen), serta ikan kakap merah (0,02 persen). Selanjutnya, emas perhiasan (0,01 persen), ikan teri (0,01 persen), bayam (0,01 persen), dan bahan bakar rumah tangga (0,01 persen).

Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain, tomat buah (0,08 persen), ikan ekor kuning (0,08 persen), bawang merah (0,07 persen), cabai rawit (0,06 persen), ikan layang (0,04 persen), batako (0,03 persen), ikan kembung (0,02 persen), tomat sayur (0,02 persen), telur ayam ras (0,02 persen), serta buah pisang (0,02 persen).

Sementara itu tambahnya, hasil pantauan terhadap perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Kota Palu dirinci menurut tujuh kelompok pengeluaran; pertama, Bahan Makanan. Selama September 2017, kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks harga sebesar 1,00 persen, yakni dari 139,17 pada Agustus 2017 menjadi 137,78 pada September 2017. Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,208 persen.

Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok buah-buahan (6,27 persen), sayur-sayuran (3,59 persen), bumbu-bumbuan (1,26 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (1,12 persen), ikan segar (0,54 persen), lemak dan minyak (0,39 persen), kacang-kacangan (0,09 persen), serta daging dan hasil-hasilnya (0,04 persen).

Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan diawetkan (1,05 persen), bahan makanan lainnya (0,54 persen), serta padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya (0,16 persen). Ke dua, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau.

Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,29 persen dari 143,80 pada Agustus 2017 menjadi 144,22 pada September 2017. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,065 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,91 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,38 persen, serta makanan jadi sebesar 0,06 persen.

Ke tiga, Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar. Kelompok ini mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,09 persen, yakni dari 128,42 pada Agustus 2017 menjadi 128,30 pada September 2017. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,022 persen.

Selama September 2017, subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga, yakni biaya tempat tinggal sebesar 0,28 persen. Sementara subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air serta penyelenggaraan rumah tangga mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,23 persen. Subkelompok perlengkapan rumah tangga selama September 2017 terpantau relatif stabil.

Pos terkait