PALU EKSPRES, PALU – Sulteng sebagai provinsi yang memiliki garis pantai yang cukup panjang, tentunya ini harus dipandang sebagai potensi yeng perlu digarap secara maksimal untuk mendorong produksi ikan di daerah ini makin meningkat.
Sebab, dengan produksi ikan yang meningkat, ketersediaan ikan di Sulteng juga akan berlimpah. Sehingga akan lebih memudahkan masyarakat di daerah ini mengkonsumsi ikan secara ideal, yakni sekitar 220 kilo kalori per hari.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Dr. Hasanuddin Atjo mengatakan, tingkat konsumsi ikan masyarakat di Sulteng tergolong masih di bawah ideal. Kalau diukur untuk tingkat konsumsi ideal, masih di bawah sekitar 60 kilo kalori. Padahal, jika melihat potensi perikanan di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, sungguh sangat berlimpah.
Namun secara prestasi, tingkat konsumsi ikan masyarakat Sulteng telah terdongkrak dari urutan 17 menjadi urutan 14 dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
“Ini hasil kerja keras Pemerintah Provinsi Sulteng bersama Forikan Sulteng yang giat mendorong konsumsi ikan di daerah ini,” kata Dr. Hasanuddin Atjo saat memaparkan materinya pada rapat koordinasi Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) tingkat Provinsi Sulteng 2017, Selasa (14/11), di Palu Golden Hotel.
Atjo sapaan akrabnya mengungkapkan, produksi hasil tangkap nelayan di wilayah Sulteng sebenarnya cukup berlimpah. Hanya saja, banyak hasil tangkap nelayan dari perairan wilayah Sulteng dijual ke wilayah provinsi lain. Misalnya, hasil tangkapan nelayan di wilayah Banggai, banyak yang dibawa ke Sulawesi Utara untuk memenuhi permintaan pasar. Sebab, harga ikan di wilayah itu lebih tinggi dibandingkan di pasaran Sulteng karena tingginya tingkat permintaan konsumen di Sulut.
“Di sini pastinya berlaku mekanisme pasar,” ujar Atjo yang juga merupakan konsultan FAO yang bertugas di Vietnam.
(fit/Palu Ekspres)