PALU EKSPRES, PALU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu merilis hasil survei tingkat kesehatan masyarakat tahun 2017. Data sementara dari 13 puskesmas, terjadi penurunan kasus pada sejumlah penyakit.
Misalnya untuk kasus diare. Tahun 2017 masih tercatat sebanyak 6.644 kasus. Menurun sekitar 823 kasus dari tahun 2016 yaitu sebanyak 7.467kasus. Penurunan nya sekitar 11 persen.
Sementara untuk demam berdada dengue (DBD) menurun sebanyak 234 kasus atau 37persen. 2016 kasus DBD tercatat sebanyak 636 kasus dan tahun 2017 tinggal 401 kasus.
Kemudian penyakit yang di curigai (suspek) malaria menurun sebanyak 68 kasus atau 23,1persen dari 2016 ke 2017. Jika sebelumnya Tahun 2016 tercatat 294 kasus, maka tahun 2017 hanya tercatat hanya 226 kasus.
Sementara untuk eliminasi kasus malaria sudah tereliminasi sejak tahun 2014. Sekretaris Dinkes Palu, Ilham mengklaim penurunan kasus penyakit diatas terjadi lantaran adanya program integrasi gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dan gerakan gali gasa ((3G) yang dicanangkan Wali Kota Palu.
Sebab penanganan integrasi kata dia dimaksudkan untuk menjaga kesehatan, produktif, lingkungan bersih dan dengan biaya kesehatan rendah.
“Ini kurang lebih setahun lounching integrasi germas, gerakan gali gasa oleh Walikota palu dikonfrensi nasional pada seluruh pejabat kesehatan seluruh indonesia bersama mentri kesehatan prof Nila Farid di Jakarta beberapa waktu lalu,”jelas Ilham.
Konsep 3G menurutnya telah memberi dampak positif khususnya dibidang kesehatan. Penurunan kasus penyakit kata dia memang dipengaruhi lingkungan yang sehat. Pencanangan 3G menurutnya mendorong partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sedangkan Germas untuk membudayakan masyarakat berprilaku hidup sehat.
(mdi/Palu Ekspres)