PALU EKSPRES, PARIGI – Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parimo, Jalaludin sempat geram akibat ulah beberapa Sekolah, yang dinilai lalai dalam pengimputan data siswa ke dalam sistem data pokok kependidikan (Dapodik). padahal ini merupakan syarat penting untuk menjadi peserta Ujian Nasional (UN) tahun 2018.
“Saya perintahkan Kasi Kurikulum untuk menghubungi beberapa sekolah yang masih bermasalah dengan data peserta UN. Apabila tidak ditindaklanjuti akan menjadi masalah nanti. Karena para siswa tidak terdaftar sebagai peserta, sementara sekolah lainnya sudah dinyatakan valid oleh pihak kementrian,” ungkap Jalaludin kepada Palu Ekspres di ruang kerjanya Kamis (12/4).
Ia menjelaskan, sekolah yang mendaftarkan siswanya sebagai peserta UN melalui operator serta memasukan kedalam sistem Dapodik, kemudian Disdikbud akan mengambil data tersebut untuk didaftarkan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dan jika pihak sekolah tidak memasukan data tersebut, maka tidak akan diusulakan sebagi peserta UN.
Akibatnya jelas, pihak sekolah akan mendapat kerugian sebab batas untuk memasukan data telah diatur dalam Pos UN yang sudah dibagikan kepada sekolah. Dengan adanya tahapan tersebut maka secara otomatis sekolah tersebut tidak mengalami keterlambatan.
“Di sini yang menjadi pertanyaan, apakah pihak sekolah yang tidak memperhatikan jadwal tersebut atau operator tidak bekerja maksimal. Baik kepsek dan Operator bertanggung jawab atas data yang akan diimput. Jangan sampai ada kerugian yang didapatkan oleh para siswa karena tidak bisa mengikuti UN,” tegasnya.
Dikatakannya, belum lama ini telah dibagikan kartu peserta Ujian Nasional melalui ketua Rayon untuk dibagikan kepada sekolah yang berada di masing-masing wilayah.
Dengan adanya perbaikan data maka beberapa sekolah yang tadinya tidak terdaftar siswanya sebagai peserta, kini sudah terdaftarkan, dan pihaknya kembali mencetak kartu walaupun tidak semua.
Ia berharap, kedepan dua bulan sebelum pelaksanaan UN pihak sekolah diminta untuk segera memasukkan data siswa yang akan menjadi calon peserta UN.
“Karena takutnya nanti pihak kemenetrian tidak memberikan kebijakan terkait peserta yang tidak terdaftar untuk dimasukan ke dalam data tambahan. Maka secara otomatis siswa tersebut, akan menunggu UN di tahun berikutnya,”jelasnya.