PALU EKSPRES, JAKARTA-Perusahaan pembiayaan terbesar tanah air, FIFGROUP mencatat kinerja positif di kuartal pertama tahun ini. Anak perusahaan Astra itu mampu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 8,5 triliun.
Angka ini meningkat 7,59 persen dibandingkan pembiayaan di periode yang sama tahun lalu. Di mana 2017 lalu, FIFGROUP mencatat pembiayaan di angka 7,9 triliun.
Angka sebesar itu disumbang oleh semua lini bisnis FIFGROUP yang mencakup pembiayaan sepeda motor baru (FIFASTRA), elektronik (SPEKTRA), pembiayaan syariah (AMITRA) dan pembiayaan multiguna (DANASTRA).
Direktur Utama FIF Margono Tanuwijaya mengatakan, khusus untuk pembiayaan sepeda motor baru, hingga Maret 2018 perseroan telah menyalurkan pembiayaan untuk 350 ribu unit motor.
Jumlah tersebut meningkat 8,35 persen dari realisasi pembiayaan pada Maret tahun lalu yang mencatat 323 ribu unit motor.
“Untuk wilayah penjualan masih didominasi dari wilayah Pulau Jawa. Untuk di luar Jawa jumlahnya juga cukup baik seiring dengan meningkatnya harga komoditas,” kata Margono Tanuwijaya di Jakarta, Senin (23/4).
Menurut Margono, pembiayaan sepeda motor baru berkontribusi sekitar 65 persen dari total pembiayaan. Kemudian diikuti pembiayaan sepeda motor seken berkualitas sebesar 25 persen.
Sementara 10 persen lainnya disumbang oleh SPEKTRA.
Terkait rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF), per Desember 2017 NPF perusahaan berada di angka 3,6 gross. Sumbangan terbesar dalam komponen NPF perusahaan datang dari pembiayaan elektronik.
Menurut Margono, hal tersebut dikarenakan sifat dari pembiayaan elektronik yang unsecure loan. “Tetapi, secara pricing lebih tinggi,” tutupnya.
Margono juga mengatakan, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS tidak berdampak besar terhadap pasar sepeda motor di dalam negeri.
”Lihat stabilnya (nilai tukar) di angka berapa. Lihat beberapa bulan dulu. Dampaknya juga tidak terlalu besar, karena sepeda motor Honda ini konten lokal sudah tinggi, sehingga tidak banyak impor,” jelas Margono.
Dia mengatakan, pada semester II-2018, perseroan akan menerbitkan obligasi global. Namun Margono enggan mengungkapkan nilainya.