PALU EKSPRES, PALU – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng, H. Irwan Lahace menyesalkan masih adanya konvoi kendaraan, yang dilakukan oleh para pelajar di Sulteng dalam merayakan kelulusan sekolah pada tahun ini. Hal ini menurutnya bertentangan dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah, terkait revolusi mental yang ditindaklanjuti dengan penguatan pendidikan karakter.
Hal ini ditegaskannya, usai maraknya konvoi kendaraan yang dilakukan oleh para pelajar tingkat SMA dan SMK khususnya di Kota Palu, usai menerima pengumuman kelulusan, Kamis 3 Mei 2018. Konvoi tanpa alat keamanan berkendara yang dilakukan oleh para pelajar tersebut, bahkan berlangsung hingga malam hari.
“Itu tidak bisa ditolerir lagi, kita harus hentikan,” tegas Irwan, usai mengikuti salah satu kegiatan Disdikbud Sulteng, Jumat 4 Mei 2018. Perilaku ugal-ugalan di jalanan tersebut kata Irwan, dapat menjadi benih-benih tindakan kekerasan oleh para pelajar, yang nantinya akan merugikan orang lain.
“Ini embrio atau benih-benih kekerasan. Pada tahun 2017 lalu kita sebenarnya bisa bendung, tapi kenapa ini terulang lagi,” ujarnya.
Untuk mencegah hal tersebut, Irwan menekankan dibutuhkan peran besar dari para kepala sekolah yang bersangkutan. Bahkan Irwan menegaskan, dirinya tidak segan-segan mengganti kepala sekolah yang merasa tidak memiliki kemampuan mengatasi hal tersebut.
Hal ini menurutnya seharusnya bisa dilaksanakan oleh para kepala sekolah. Ia mencontohkan, ada beberapa sekolah yang berhasil dalam mengontrol perilaku para peserta didiknya, dalam menyikapi pengumuman kelulusan.
“Kalau memang ada kepala sekolah yang merasa tidak punya kemampuan untuk mengendalikan ini, perlu kami pertimbangkan untuk diberikan ke orang lain. Kenapa beberapa sekolah lain bisa mengendalikan anak-anaknya, lalu dia tidak bisa. Karena ini juga menyangkut masalah manajerial,” tegasnya lagi.
(abr/Palu Ekspres)