Keringanan dalam Berpuasa

  • Whatsapp

Oleh: Muh Syaltut, S.Sy
(Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Kota Palu)

DALAM menjalankan ibadah puasa, tentu saja harus sesuai aturan yang telah digariskan. Ada beberapa adab dan etika yang harus dipenuhi, agar kualitas puasa kita bisa mengantarkan kita pada derajat taqwa.

Bacaan Lainnya

Yang membatalkan puasa; dalam firman-Nya Allah menegaskan, “Serta makan dan minumlah sehingga tampak kepadamu benang (garis) putih dari benang hitam dari fajar.” (QS Al-Baqarah: 187).

Hadist Samurah bin Undup menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Janganlah sekali-kali mencegah kamu dari sahurmu azan Bilal dan fajar yang memanjang, akan tetapi fajar yang melintang pada cakrawala.” (HR Muslim, Ahmad dan Tirmidzi, sedang lafal hadist dari Ahmad dan Tirmidzi).

Larangan lainnya, jangan mengumpuli istri. Bila tetap mengumpulnya, maka ia hendaknya berkafarat dengan memerdekakan budak sahaya. Bila tidak dapat, maka dia wajib berpuasa dua bulan berturut-turut. Bila tidak dapat juga, maka dia wajib memberikan makan enam puluh orang miskin, tiap-tiap orang satu mud dan berpuasa satu hari untuk ganti puasa yang batal.

Mengingat hadist Abu Hurairah, katanya; Ketika kami sedang duduk di hadapan Nabi SAW, tiba-tiba datanglah laki-laki yang lalu katanya; Hai Rasulullah, celakalah aku!. Sahut Beliau, “Mengapa engkau?”. Katanya, “Saya mengumpuli istriku dalam Ramadan ini, padahal saya berpuasa.”

Maka sabda Rasulullah SAW, “Adakah padamu budak sahaya yang dapat engkau merdekakan?” Jawabnya “Tidak” Nabi berkata, “Dapatkah engkau berpuasa 2 bulan berturut-turut?” Jawabnya “Tidak” Nabi berkata, “Dapatkah engkau memberi makan 60 orang miskin,” Jawabnya “Tidak”.

Abu Hurairah mengatakan, bahwa lelaki itu tetap diam di hadapan Nabi SAW. Maka saat kami sedang demikian itu, kebetulan ada yang memberi sekeranjang kurma kepada Nabi, lalu Nabi bertanya, “Dimanakah penanya tadi?” Orang itu menyahut “Sayalah”. Maka sabda Beliau, “Ambillah ini dan sedekahkan,” Kata orang itu, “Apakah saya sedekahkan kepada orang yang lebih miskin dari saya, hai Rasulullah? Demi Allah, tidak adalah di antara kedua benteng (Kedua bukit hitam) Kota Madinah ini, ada ahli rumah yang lebih miskin daripada ahli rumah saya.”

Maka tertawalah Nabi SAW, hingga tampak gigi taringnya, kemudian bersabda, “Berikanlah makanan ini kepada ahlimu.” (HR Bukhari).

Pos terkait