PALU EKSPRES, JAKARTA – Puluhan massa PDIP kembali mengepung Kantor Radar Bogor di Jalan KH Abdullah bin Nuh, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/6/2018).
Kedatangan mereka adalah kelanjutan dari penggerudukan sebelumnya yang memprotes pemberitaan di harian Jawa Pos Grup tersebut.
Tuntutan massa PDIP tetap sama dengan demo sebelumnya yakni mereka Radar Bogor meminta maaf atas pemuatan berita tentang gaji Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri Rp112 juta.
Mereka mempersoalkan headline Radar Bogor berjudul ‘Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 Juta.’ Menanggapi hal itu, politisi PDIP Masinton Pasaribu menegaskan bahwa aksi tersebut bukan merupakan instruksi dari DPP PDIP.
Aksi tersebut, kata Masinton, adalah aksi spontanitas atas pemberitaan di media tersebut sebelumnya.
“Partai tidak pernah menginstruksikan hal-hal seperti itu. Mungkin spontanitas,” kata Masinton, Jumat (1/6).
Di sisi lain, Masinton menilai gaji dan fasilitas yang didapat Megawati Soekarnoputri itu adalah hal yang wajar. Mengingat tanggungjawab dan beban yang ditanggung dalam BPIP. Karena itu, ia membantah jika Ketua Umum PDIP itu hanya ‘ongkang-ongkang kaki’ saja.
“Di BPIP ini mengabdi dan negara memberi fasilitas kepada tokoh bangsa untuk mengabdi terkait Pancasila. Bukan ongkang-ongkang kaki,” tegas Masinton.
Untuk diketahui, massa PDIP kembali menggeruduk kantor Radar Bogor dipimpin anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Diah Pitaloka dan politisi senior PDIP Kabupaten Bogor Rudi Harsa Tanaya.
Tuntutan massa PDIP tetap sama dengan demo sebelumnya yakni mereka Radar Bogor meminta maaf atas pemuatan berita tentang gaji Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri Rp112 juta.
Mereka mempersoalkan headline Radar Bogor berjudul ‘Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 Juta.’ Massa PDIP juga mempersoalkan pemuatan info grafis yang memasang foto Megawati.
“Kenapa hanya foto Megawati yang dimuat? Kan banyak anggota BPIP. Kenapa tidak dimuat semua fotonya,” ucap Rudy.
Setelah diberikan penjelasan oleh Pemred Radar Bogor Tegar Bagja Anugerah, massa PDIP tetap tidak terima. Tapi mereka tetap menuntut Radar Bogor menyampaikan permintaan maaf.