Kelebihan lain dari teknologi ini dapat diintegrasikan dengan sistem digitalisasi yang dinamakan E-Fishery sebagai bagian dari revolusi industri 4.0 seperti mengontrol lingkungan budidaya, memberi pakan udang, manajemen stock dan pasar serta beberapa aspek teknis lainnya. Bonus demografi yang puncaknya di tahun 2030, akan didominasi oleh kelompok generasi milenial yang salah satu kebutuhannya adalah aktifitas ekonomi yang berbasis digitalisasi. Karena itu teknologi budidaya udang supra intensif skala rakyat menjadi salah satu pilihan dan motivasi bagi masyarakat umumnya dan generasi milenial khususnya untuk bekerja di desa, khususnya desa-desa pesisir.
Role Model Ekonomi Desa
Telah ditegaskan mulai tahun 2018 pemanfaatan dana desa harus berbasis komoditas unggulan dan padat karya. Desa-desa pesisir dapat menjadikan udang vaname dengan teknologi supra skala rakyat menjadi komoditas unggulannya. Sebagai ilustrasi bila satu Kecamatan pesisir memiliki 15 desa pesisir, maka dana desanya minimal15 milyar rupiah. Bila dari dana itu 40 persen (6 milyar rupiah) diperuntukkan bagi pengembangan ekonomi produktif berbasis udang, maka jumlah unit usaha pada (on farm) yang dapat difasilitasi sebanyak 36 unit untuk 36 Kepala Keluarga atau Kelompok. Proyeksi volume produksi setahun (2 siklus) adalah 86.400 kg udang dengan nilai produksi 5,23 milyar rupiah. Nilai padat karya dari kegiatan ini, selain on farm juga pada off farm (hulu dan hilir) antara lain melahirkan pelaku usaha baru seperti pengrajin kolam plastik, bengkel las dan tukang batu, suplier prasarana dan sarana produksi seperti pakan, benur dan peralatan lainnya,pabrik es, coldstoredge, pengolah dan pemasar skala kecil sampai kepada rumah makan berbasis udang.
Pemerintah kecamatan diharapkan berperan sebagai desainer dan simpul dari usaha budidaya udang ini. Akan memfasilitasi perencanaan yang dimulai dari pemetaan desa, penyiapan SDM, penyediaan sarana-prasarana sampai kepada pemasaran yang tentunya berorientasi bisnis. Kecamatan akan menjadi pusat akumulasi dan distribusi dari komoditas unggulan itu. Diharapkan pengembangan ekonomi desa berbasis komoditas unggulan ini dapat mempengaruhi lembaga keuangan untuk memfasilitasinya dan semuanya kembali kepada kesukesan dari program ini.