Nenek Djadjia, Enggan Berangkat ke Tanah Suci Tanpa Anaknya

  • Whatsapp
6b8dd0a0-7780-44b7-bf68-360f4e44b960

Oleh: H. Arifin
(PPIH Provinsi Sulteng)

“Ayo, Nek, kita sudah mau berangkat,” kalimat tersebut berulang kali disampaikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Haji Balikpapan, tim dari Kantor Kesehatan pelabuhan (KKP) Embarkasi, dan rekan-rekan Jemaah Calon Haji (JCH) kepada Djadjia Polim Makuta (84 tahun), salah seorang jemaah asal Kabupaten Donggala.

Bacaan Lainnya

Pada musim haji tahun ini, Nenek Djadjia memang sudah mendapat hak untuk berangkat menuju tanah suci, setelah mendaftar sebagai calon haji di Kabupaten Donggala pada 13 September 2011 lalu. Sedianya, wanita kelahiran Tangeban Kabupaten Banggai pada 13 September 1934 tersebut adalah salah seorang dari 1.989 JCH asal Sulteng tahun 1439 H/2018 M.

Bujukan-bujukan terus diluncurkan oleh beberapa pihak agar Djadjia untuk berangkat bersama-sama JCH lainnya menuju Jeddah Arab Saudi dari Embarkasi Balikpapan. Bahkan, PPIH Embarkasi turut meminta bantuan PPIH Provinsi Sulteng untuk ikut membujuk Nenek Djadjia untuk berangkat, karena pihak maskapai Garuda Indonesia segera meminta kepastian keberangkatan beliau.

Namun Nenek Djadjia bergeming, bujukan demi bujukan seolah tidak dihiraukannya. Hal itu bukan tanpa alasan, beliau hanya ingin berangkat menuju tanah suci jika anaknya yang bernama Sudarmi ikut berangkat bersamanya. Hal inilah yang menjadi masalah, karena Sudarmi belum terdaftar sebagai calon haji yang berhak berangkat tahun ini.

Sudarmi yang turut mengikuti Nenek Djadjia ke Balikpapan, bahkan ikut membujuk Djadjia untuk segera bersedia diberangkatkan, dengan salah seorang jemaah telah menyatakan diri siap mengurusnya di sana. Namun, semua ajakan itu hanya dibalas dengan senyum dan gelengan kepala, sebagai isyarat penolakan.

Secara medis, tim kesehatan di Embarkasi Balikpapan telah menyatakan kondisi kesehatan Nenek Djadjia tidak bermasalah. Hanya saja, sepertinya faktor usia lah yang mendorong Nenek Djadjia untuk mengurungkan niatnya menunaikan rukun Islam kelima tersebut, dan memang beliau sangat membutuhkan pendamping untuk mengurus kepentingan pribadinya saat beribadah di sana.

Akhirnya, Nenek Djadjia termasuk dalam sembilan orang JCH asal Sulteng yang ditunda keberangkatannya menuju tanah suci pada musim haji tahun ini.

Pos terkait