PALU EKSPRES, PARIGI– Gedung ruang kelas belajar Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah di Kelurahan Loji Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) masih meggunakan dinding papan yang sudah lapuk dan berlubang serta kondisinya saat ini sangat mempritahinkan.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Parigi Zulfikri kepada Palu Ekspres di Parigi, Rabu (29/8/2018) mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu sudah bertahun – tahun kondisinya memprihatinkan dan belum ada rehabilitasi dari pemerintah setempat.
Sekolah yang menampung kurang lebih 100 siswa itu terletak di ibu kota kabupaten tersebut, yang mana ada dua ruang kelas belajar masih menggunakan dinding papan yang sebenarnya tidak layak pakai.
“Kami sudah mengusulkan rehabilitasi kepada pemerintah setempat melalui data pokok pendidikan (Dapodik) namun belum terealisasi, mungkin pemerintah masih memprioritaskan sekolah-sekolah lain yang sangat membutuhkan bantuan. Kami tetap berfikir positif,” ungkapnya.
Zulfikri menjelaskna,sekolah dipimpinnya itu dibangun sejak 2012 silam karena kala itu terjadi pemindahan lokasi, dan dua bangunan belum sempat direhabilitasi mengingat anggaran sekolah tidak memadiai. Sehingga, mau tidak mau bangunan itu masih difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar.
Bangunan kumuh berlantai semen kasar dan dinding yang berlubang tersebut difungsikan sebagi ruang belajar kelas tiga dan empat menampung 42 siswa karena belum ada ruang kelas belajar baru.
Fadila, salah seorang murid di sekolah itu mengatakan, ia bersama teman-temannya tidak merasa terganggu dengan kondisi tersebut. Mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar seakan tidak memiliki beban meskipun suasananya terasa pengap dan panas saat menerima pelajaran dari guru.
“Kami merasa nyaman di sini, mungkin sudah terbiasa sehingga tidak panas lagi kami rasa,” ungkap Fadila.
Sekolah yang terletak ditengah padatnya pemukiman penduduk itu, sebagian gedungnya sudah berdinding beton, namun tersisa dua bangunan lainnya masih berdinding papan.
“Kiranya pemerintah setempat bisa membantu dan meringankan benan kami meskipun sekolah kami ini hanya sawasta tetapi yang mengenyam pendidikan di sini adalah anak-anak generasi penerus bangsa,” harap Zulfikri.