PALU EKSPRES, JAKARTA – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diperkirakan masih akan berada dalam tren pelemahan seiring dengan terus terapresiasinya dolar milik Paman Sam.
Analis AAEI Reza Priyambada mengatakan, meski dari dalam negeri ada upaya laju menahan pelemahan Rupiah dan adanya beberapa berita positif tetap tertutupi dengan sikap pelaku pasar yang meningkatkan permintaan akan USD tersebut.
”Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran 14.696-14.680. Pergerakan Rupiah tampaknya berpeluang kembali melemah seiring penguatan yang terjadi pada USD seiring meningkatnya permintaan atas mata uang tersebut,” ujarnya Jumat (31/8/2018).
Reza menjelaskan, di tengah harapan akan kembali terjadinya penguatan terhadap Rupiah, pergerakan Rupiah cenderung berbalik melemah ke level terendah terbarunya hingga Rp 14.685 per USD 1 setelah pelaku pasar merespon rilis kenaikan pertumbuhan ekonomi
AS.
Tidak hanya itu, lanjutnya, kembali meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar jelang kesepakatan dagang antara AS dan Kanada turut meningkatkan permintaan akan aset-aset safe haven, terutama USD.
“Di sisi lain, pelaku pasar juga mengkhawatirkan masih berlanjutnya potensi perang dagang terutama setelah AS kembali berencana mengenakan tarif tambahan atas impor sejumlah barang dari Tiongkok senilai USD 20 miliar,” tuturny.
Sementara itu, Reza menambahkan, dari dalam negeri meski adanya penilaian bahwa industri telah kebal terhadap pelemahan nilai tukar Rupiah dan hasil Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyimpulkan, stabilitas jasa keuangan dan likuiditas pasar keuangan Indonesia terjaga dengan baik tampaknya kurang kuat mengangkat Rupiah.
(mys/JPC)