Beijing Dilaporkan Tahan 1 Juta Muslim Uighur di Xinjiang

  • Whatsapp
beijing

PALU EKSPRES – Beberapa waktu terakhir terdapat beberapa laporan mengenai penahanan masal orang-orang Uighur di Tiongkok. Hal itu terjadi setelah komite PBB mendengar beberapa laporan hingga satu juta Muslim Uighur di Xinjiang ditahan.

PBB mengatakan, mereka khawatir dengan laporan-laporan tentang penahanan masal orang-orang Uighur di Tiongkok dan menyerukan pembebasan orang-orang yang ditahan. Namun Beijing membantah tuduhan tersebut tetapi mengakui beberapa ekstremis agama ditahan untuk dididik ulang.
Sebaliknya Tiongkok menyalahkan para militan Islamis dan separatis atas kerusuhan yang terjadi di Provinsi Uighur. Banyak tindakan kekerasan intermiten yang telah terjadi di Xinjiang.

Bacaan Lainnya

Komite PBB mengenai Penghapusan Diskriminasi Rasial mengatakan, selama peninjauan awal bulan ini, laporan yang dapat dipercaya menyarankan Beijing telah mengubah wilayah otonomi Uighur menjadi sesuatu yang menyerupai kamp imterniran besar.

Tiongkok mengatakan, orang-orang Uighur menikmati hak penuh, namun Beijing membuat pengakuan yang mengatakan mereka ditipu oleh ekstrimisme agama dan harus dibantu oleh pemukiman dan pendidikan kembali. Badan PBB mengkritik definisi luas terorisme dan ekstremisme Tiongkok yang tak jelas pada Kamis, (30/8/2018).

Seperti dilansir BBC, Komite PBB meminta Beijing mengakhiri praktik penahanan tanpa tuntutan hukum, pengadilan, dan keyakinan. Segera melepaskan individu yang saat ini ditahan dalam situasi seperti ini. Beijing juga diminta memberikan jumlah orang yang ditahan serta alasan untuk penahanan mereka. Melakukan investigasi yang tidak memihak terhadap semua tuduhan tentang profil rasial, etnis dan etno-religius.

Kelompok Pembela HAM termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch telah menyerahkan laporan kepada komite PBB yang mendokumentasikan klaim pemenjaraan masal di kamp-kamp di mana narapidana dipaksa untuk bersumpah setia kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Selain itu, Kongres Uighur Dunia mengatakan dalam laporannya, para tahanan ditahan tanpa batas waktu, tanpa biaya, dan dipaksa untuk meneriakkan slogan-slogan Partai Komunis.

(trz/JPC)

Pos terkait