PALU EKSPRES – Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF World Bank yang berlangsung seminggu di Bali pada 8 Oktober hingga 14 Oktober 2018 mendatang, meskipun saat ini sedang rawan terjadi bencana gempa.
Kepala Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Peter Jacobs menjelaskan bencana alam memang tidak bisa diprediksikan. Namun, pemerintah sudah menyiapkan secara matang terkait rencana evakuasi yang aman.
“Pemerintah dan seluruh security officer siap melakukan evacuation plan tersebut dan sudah dilatih jadi tak perlu khawatir,” ujarnya di Kantornya seperti diberitakan, Kamis (6/9/2018).
Peter menjelaskan, panitia nasional pertemuan tahunan IMF World Bank membahas hal ini dengan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan para ahli gempa dari Jepang terkait bencana alam tersebut.
“Belum ada rencana untuk memindahkan jika terjadi apa-apa ada opsi akan dipindahkan ke Washington,” tuturnya.
Sementara, Perwakilan dari Kementerian Keuangan Adi Budiarso memaparkan berdasarkan informasi terbaru, Bali masih aman jika digunakan sebagai tuan rumah perhelatan besar tersebut. Menurutnya, titik keselamatan adalah rooftop. Lalu, sirene akan menyala jika ada gempa yang berpotensi tsunami. Hal ini sudah dilakukan dengan simulasi yang melibatkan banyak orang.
Sebagai informasi, International Monetary Fund (IMF) – World Bank Group (WBG) Annual Meetings (AM) merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF dan WBG. Pertemuan tersebut akan menghadirkan total 15.000 peserta, yang terdiri dari Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara, sektor privat, NGOs, akademisi, dan media.
Selain dihadiri oleh seluruh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank sentral dari 189 negara anggota IMF-WB, pertemuan tahunan ini juga akan dihadiri 3.500-5.000 investor di industri keuangan yang siap berinvestasi, 500 CSO, lembaga internasional, LSM, anggota parlemen, akademisi, media, dan observer dengan total peserta sebanyak 12.500 hingga 15 ribu orang.
(mys/JPC)