PALU EKSPRES, JAKARTA – Bakal Calon Wakil Presiden Indonesia Sandiaga Uno mengkonversikan 40 persen dari aset holding miliknya menjadi rupiah guna mendukung penguatan mata uang Indonesia. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun mengajak semua pihak untuk mengikuti jejaknya, tak terkecuali Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saya harap ini juga diikuti juga oleh pimpinan tertinggi republik ini dari presiden (Jokowi) sampai ke pengusaha pengusaha, juga emak emak, milenials, teman-teman politisi juga kalau mereka kunker kan masih ada sisa dolar, yuk mari kita gunakan secara masif melakukan gerakan ini,” kata Sandiaga di kawasan Plaza Senayan, Kamis (6/9/2018).
Sandiaga juga mengajak seluruh pihak untuk tak takut menukarkan dolar Amerikanya ke rupiah. Ia menyebut, kepercayaan
kepada mata uang negara sendiri menjadi penting untuk mendorong penguatan rupiah.
“Karena yang saya liat ini sebenarnya krisis kepercayaan gitu loh. para masyarakat, dunia usaha, enggak percaya sama rupiah kita. Jadi ini perlu kita bangkitkan rasa percaya kita karena kalau confident itu tidak dibangun dari segi policy, tapi apa yang dia baca di media,” ungkapnya.
“Ayo kita balik, kita bangun confidence-nya. Dimulai dari pemimpinnya tunjukan sesuatu yang simpel aja. Tunda dulu ke luar negeri, karena kalau ke luar negeri itu biayanya mahal, tunda dulu beli barang-barang branded dari luar negeri ya mungkin kasian juga yang di mall, ya tapi kan ini untuk menunda dulu, untuk sementara,” sambungnya.
Di sisi lain, dia menambahkan, tak masalah jika nantinya kegiatannnya itu malah disebut pencitraan. Sebab, tindakan nyata diperlukan untuk membantu negara dan bangsa.
“Walaupun saya bilang saya tukar, kayaknya perlu pencitraan seperti ini. Its ok kalau politisi bilangnya pencitraan, tapi ini simbolis kita bisa lakukan, berapa jumlahnya terserah kita, tapi ini bentuk dari kepedulian,” pungkasnya.
Saat menukarkan uang di Plaza Senayan, Sandi secara simbolis menukarkan USD 1.000 melalui money changer. Sedangkan sebanyak 40 persen uang dolar yang ada di holding perusahaannya akan dilakukan dengan cara lain.
(aim/JPC)