Sekiranya bencana ini adalah murka Allah swt, kita tetap harus meyakini bahwa dibalik kemurkaan Allah itu ada kasih sayang dan rahmat Allah swt yg lebih besar dari murkaNya. Maka kita tidak boleh sedih, kita tdk boleh terlalu larut dhn duka ini. Kita harus optimis dan bangkit, karena selalu ada harapan bila kita mau bertaubat.
Untuk itu masyarakat Palu Sigi dan Donggala harus semangat untuk bangkit dan berbenah. Ingatlah selalu janji Allah. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tdk mau merubah nasibnya sendiri.
Dari bencana ini pula, kita bisa mengambil hikmah. Hikmah pertama, orang semakin dekat dengan Allah swt. Kesadaran untuk bertaubat itu datang dengan sendirinya.
Hikmah kedua, seperti dalam Alquran surah Insyiriah, selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Dua kali ayat ini disebut bahwa selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Hikmahnya bahwa meski kita mengalami kesulitan pada hari pertama hingga ke empat, namun kini bantuan dimana-mana datang kepada kita. Solidaritas kemudian bermunculan dari berbagai pihak dan negara.
Hikmah ketiga, kita semakin semangat untuk memperbaiki apa-apa. karena kita yakin bhw janji Allah akan kehidupan yg lebih baik di hari esok buat hambaNya yg benar2 bekerja. “Tidak akan diperoleh manusia kecuali apa yg dia kerjakan” (Alquran).
Untuk itu, mari kita sama-sama berisitgfar dan bermuhasabah (mengevaluasi) diri. Bencana ini kita anggap sebagai teguran, cobaan dari Allah. Tapi warga tidak boleh larut dalam kesedihan. Kita harus bangkit bersama-sama. Kita harus kerja yang lebih baik, sehingga nantinya akan menghasilkan yang lebih baik lagi. Wallahualam.
(Palu ekspres).