Bencana di Palu Adalah Fenomena Alam Terbaru Yang Menarik Dikaji 

  • Whatsapp
IMG-20181101-WA0022

PALU EKSPRES, PALU – Gubernur Sulteng H Longki Djanggola mengatakan saat ini pemerintah Sulteng sedang melakukan perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)  Sulawesi Tengah yang dibiayai World Bank. 
 
Perubahan RTRW Sulawesi Tengah ini harus memuat mitigasi gempa agar ke depannya masyarakat masukkan bilamana ingin membangun. 
 
Hal ini dikatakan Longki Djanggola saat membuka Simposium Himpunan Ahli Tehnik Hidraulik Indonesia (HATHI) dengan Thema Beragam Sudut Pandang menyikapi , Tsunami dan Likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala, Kamis 1 November 2018.
 
Ketua III HATHI Pusat,  Eko Subekti mengatakan bencana yang terjadi di Pasigala merupakan fenomena baru yang belum pernah terjadi sehingga sangat menarik untuk dilakukan kajian.
  
“Kejadian ini menjadi mata kuliah baru yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Eko Subekti. Maka hasil sarasehan ini akan didokumentasikan diberikan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR sebagai masukan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Palu, Sigi dan Donggala.
 
Kadis Cipta Karya dan SDA, Saliman Simanjuntak yang merupakan Ketua HATHI Sulawesi Tengah , menyampaikan bahwa dengan terjadinya Gempa Bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala banyak analisa yang muncul. 
 
Ada analisa yang menurut akal sehat bisa diterima tetapi tidak ilmiah. ada juga analisa yang berbau mistis tetapi ada juga analisa teknis yang sifatnya ilmiah.
 
Untuk menyamakan analisa tersebut maka dilaksanakan simposium untuk melakukan analisa teknis yang sifatnya ilmiah bertempat di Aula Bapelkes jalan Moh. Yamin Palu.
 
Tujuannya untuk memberikan kajian terhadap apa yang akan dilakukan ke depan di dalam perlindungan anak cucu kita dari bencana gempa bumi, tsunami dan likufaksi. 
 
Gubernur Sulteng Longki Djanggola, membenarkan banyaknya komentar tentang kejadian gempa bumi,  tsunami dan likufaksi di Pasigala. “Tetapi kita harus akui bahwa dampak gempa bumi yang terjadi sangat sempurna sesuai dengan pendapat para profesor dari Amerika, Singapura dan Korea,” ujar Longki. 
 
 “Saya mengharapkan adanya kajian terhadap  fenomena dampak gempa bumi, tsunami dan likufaksi guna menyamakan persepsi atas kejadian tersebut.” 
 
Gubernur mengatakan bahwa kita yang tinggal di Sulawesi Tengah sudah ditakdirkan daerah yang dilalui Lempengan Palu Koro yang rawan gempa. 
 
“Kita harus bersahabat dengan kondisi ini jangan malah takut karena sesuai hasil kajian hanya 1 saja daerah di Indonesia yang tidak berdampak gempa,  Pulau Kalimantan selain itu semuanya rawan  gempa untuk itu kata kita harus bergandengan dengan Gempa,” ujarnya. 
 
 Gubernur Longki Djanggola berharap simposium ini dapat menghasilkan rumusan dan kajian untuk menyamakan persepsi terhadap gempa bumi, tsunami dan likufaksi yang terjadi. 
 
Simposium dihadiri Satgas PUPR Arie Sutiadi dan para Ahli Geologi , Ahli Hidraulik dan masyarakat dari Sigi, Donggala dan Palu. Terakhir Ketua III HATHI Eko Subekti mewakili Ketua Umum HATHI Pusat memberikan bantuan Rp. 100 jt untuk HATHI Propinsi Sulteng yang diterima Saliman Simanjuntak disaksikan Gubernur Sulawesi Tengah.
 
(Humas Pemprov Sulteng/ Palu Ekspres) 
 

Pos terkait