Menggalang Solidaritas China

  • Whatsapp

Palu – Ketika Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) dihantam gempabumi, tsunami dan likuefaksi dilaporkan banyak warga keturunan China meninggalkan Pasigala. Mereka didera ketakutan. Sementara itu, ada kelompok masyarakat China dari seluruh dunia. Dari China, Taiwan, Jakarta, Singapura dan Malaysia yang justru menggalang solidaritas membantu korban bencana Pasigala.
“Ketika saya melihat penderitaan, saya harus melakukan sesuatu. Ini adalah keyakinan saya,” kata Li Feng Pippa kepada teman-temannya.
Makanya dengan keyakinan, Pippa pun membuat aksi kemanusiaan yang ia beri nama; Love from Tionghoa Volunteer.
“Saya suka namanya. Sederhana tapi mengena,” kata Rudy Wijaya, Ketua Lions Club Palu. Rudy adalah pengusaha advertising keturunan China di Palu. Ia banyak membantu aksi-aksi kemanusiaan untuk korban bencana Pasigala.
Adi Harsono dari Kadin Indonesia, juga menyatakan dukungannya: “saya ingin membantu kelompok relawan ini membangun sekolah.”
Ppengusaha keturunan China yang sukses itu tinggal di Jakarta.
“Memang banyak pengusaha telah meninggalkan Pasigala. Zona industri telah hancur. Bahkan lebih sulit bagi investor untuk membangun kembali kepercayaan investasi di Palu. Tapi saya berharap lebih banyak perusahaan China dapat datang ke sini untuk membantu membangun rumah dan sekolah tahan gempa terlebih dahulu,” sebut Pippa.
Pikiran Pippa tetaplah pada Sekolah Mohammad Ceng Ho.
“Saya berharap mereka, para orang-orang China itu datang untuk memperbarui sekolah Mohammad Cheng Ho dari sekolah tenda ke sekolah formal. Selain tetap mengsuplai bahan makanan,” tukasnya.
Untuk diketahu, berdasar data Pusat Data dan Informasi Bencana Sulawesi Tengah jumlah pengungsi Pasigala tidak kurang dari 125,579 jiwa. Mereka tersebar di 311 titik pengungsian.
Saat ini Pemerintah tengah menyiapkan 12 ribu unit hunian sementara bagi warga korban tsunami dan likuifaksi. Huntara tersebut berada di Petobo Atas, Duyu, Pombewe, Sibalaya dan Talise. ***

Pos terkait