PALU EKSPRES, JAKARTA – Pengembangan mobil listrik di Indonesia saat ini terus dilakukan. Dalam waktu dekat, kemajuan teknologi itu diharapkan dapat segera terealisasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengakui ada beberapa alasan penting mengapa pemerintah sangat antusias dalam mengembangkan mobil listrik.
Pertama, kehadiran mobil listrik secara perlahan dapat mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil. Sehingga, impor BBM juga akan bisa dikurangi.
“Kenapa kita perlu kendaraan listrik? Produksi minyak Indonesia ya kira-kira sekitar 700 ribu bph. Jadi masih butuh impor,” ujarnya dalam Pertamina Energy Forum, Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Kedua, penemuan ladang minyak baru di dalam negeri juga tidak menunjukkan hasil yang mengesankan. Itu artinya, Indonesia harus segera mencari alternatif penggunaan energi baru.
“Penemuan ladang minyak baru oleh ladang minyak kapan? Jangan-jangan sejak jaman pak Ibnu Sutowo (Dirut Pertamina era Soeharto),” ungkapnya.
Ditambah lagi, konsumsi BBM di dalam negeri sudah mencapai 1,3 juta barel per hari. Sementara produksinya hanya sekitar 800 bph.
“Kalau di Jepang they have to go to electric. Kita sangat mendorong adanya industrialisasi untuk membuat kendaraan dari listrik. Kenapa penting? Karena kalau dari listrik, listriknya itu dihasilkan dari komponennya itu batubara, gas alam, geothermal. Itu bisa lokal. Kemudian dari air juga lokal, tenaga surya juga lokal, biomassa juga lokal. Banyak lagi, dari arus laut, angin dan sebagainya,” pungkasnya.
(hap/JPC)