PALU EKSPRES, PARIGI– Sebanyak 100 orang warga mengikuti pelatihan trauma healing yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.
Hal itu dilakukan sebagai upaya pemulihan pisikologis, akibat trauma yang dialami oleh warga pasca gempa yang mengguncang Sulteng dan sekitarnya pada 28 September 2018 lalu.
Kepala Desa Torue, Wahyudin kepada media ini, Rabu (19/12/2018), mengatakan, tanggap, tangkas, dan tangguh, dalam menghadapi bencana adalah salah satu tujuan menyelenggarakan trauma healing bagi warga yang terdampak bencana. Selain itu, untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan adanya bencana.
“Kami memberikan pengetahuan kepada warga karena banyak warga yang trauma akibat gempa, meskipun hanya terkena dampak. Tetapi guncangannya masih teringat, apalagi dengan banyaknya bangunan yang rusak,” jelasnya.
Menurutnya, untuk pengetahuan tentang gejala dan tanda-tanda bencana alam, pihaknya menghadirkan pemateri serta narasumber yang berkompeten di bidangnya. Seperti, dari Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial serta dari pihak Kepolisian Binmas Polres Parimo.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan dengan UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, Peraturan Mentri Sosial nomor 28 tahun 2012 tentang pedoman umum trauma pascabencana.
Dia menjelaskan, secara tipologi desa Torue merupakan daratan rendah yang diapit dua sungai yang mengelilingi, serta berbatasan langsung dengan teluk tomini. Kemudian di wilayah bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sigi yang memiliki garis pegunungan.
“Sewaktu-waktu ini bisa mengancam penduduk sekitar, apabila tidak disikapi serius sejak dini,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depannya Desa Torue akan dijadikan wilayah desa siaga bencana. Sehingga, dengan adanya wadah ini masyarakat mendapat informasi secara berkesinambungan.
Kegiatan ini menurut Wahyudin, bersumber dari dana APBDES yang telah disepakati bersama di anggaran perubahan tahun 2018.
(asw/palu ekspres).