PALU EKSPRES, PALU- Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda tiga daerah di Sulteng, bukan hanya meluluhlantakkan infrastruktur di Kota Palu, Donggala dan Sigi (pasigala) pada 28 September 2018 silam, namun juga memicu kenaikan inflasi Sulteng yang melambung tinggi di akhir tahun 2018.
Dalam catatan BPS Sulteng, kenaikan inflasi Sulteng secara komulatif di akhir tahun 2018 adalah 6,64 persen.
Kepala BPS Sulteng Ir Faisal Anwar menjelaskan, inflasi komulatif Sulteng yang mencapai 6,64 persen itu, merupakan angka tertinggi tiga tahun terakhir ini.
“Memang 6,64 persen merupakan kenaikan inflasi komulatif Sulteng tertinggi tiga tahun terakhir. Booming pada bulan oktober pasca gempa,” kata Faisal Anwar pada press rilis BPS Sulteng, Selasa (2/1/2019) di kantor BPS Sulteng.
Namun di satu sisi, Faisal Anwar mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi Sulteng, khususnya Tim TPID yang berhasil menekan laju kenaikan angka inflasi di akhir tahun, yakni hanya mencapai 1,10 persen. Menurutnya, laju inflasi pada bulan Desember pada setiap tahun, biasanya sangat tinggi. Namun pada tahun ini, laju inflasi di bulan Desember 2018 hanya tercatat 1,10 persen.
“Saya apresiasi kinerja pemerintah karena bulan desember paling kecil untuk tiga tahun terakhir, yakni hanya mencapai 1,10 persen. Padahal pada bulan Desember biasanya jadi momok,” ujar Faisal.
Dan pengungkit inflasi lanjutnya, lagi lagi adalah tarif tiket pesawat. (fit/palu ekspres)
Komoditas Utama yang Memiliki Andil Terhadap Inflasi
Angkutan udara 0,32 persen
Ikan ekor kuning 0,22 persen
Ikan Cakalang 0,10 persen
Telur Ayam Ras 0,07 persen
Seng 0,06 persen
Besi beton 0,05 persen
Sumber BPS Sulteng