Program Penempatan Bidan di Tenda Kespro, Berhasil Capai Nol Kematian Ibu

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Pelayanan kesehatan sebagai bagian dari respon pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda beberapa daerah di Sulteng beberapa waktu lalu, turut dijalani oleh para tenaga bidan.

Salah satunya melalui program penempatan bidan di Tenda Kesehatan Reproduksi (Kespro), yang dijalankan sejak awal November 2018, dengan melibatkan sebanyak 90 orang tenaga bidan sebagai relawan yang ditempatkan di 15 tenda di beberapa daerah di Sulteng. Program ini merupakan inisiasi Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sulteng, yang diketuai Mardiani Mangun, bekerja sama dengan Pengurus Pusat IBI, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Dinas Kesehatan Sulteng, serta didukung oleh UNFPA dan Americares.

Kepala Seksi Kualitas Kesehatan Reproduksi, Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Wisnu Trianggono menyebutkan, selama kurang lebih dua bulan penempatan para relawan bidan tersebut, telah memberikan pelayanan ibu hamil sebanyak 1.600 kali, 103 pertolongan persalinan, 329 pelayanan kesehatan neonatal, 2.031 pelayanan kesehatan balita, 1.119 penyuluhan kespro remaja, 633 pelayanan KB, dan 415 pelayanan kesehatan lansia.

“Yang lebih membanggakan lagi, selama kurun waktu November-Desember 2018 nol kasus kematian ibu,” kata dr. Wisnu, pada hari terakhir Workshop Pascapenugasan Bidan di Tenda Kespro, di salah satu hotel di Kota Palu, Senin 7 Januari 2019.

Ia berpesan kepada para bidan relawan, agar ilmu dan pengalaman yang didapatkan semasa menjalani respon pascabencana di Sulteng, dapat dijaga dengan baik serta ditingkatkan dan disebarkan kepada para bidan lainnya.

“Kami menilai para relawan ini telah menjadi bidan plus. Yakni bidan yang tidak hanya terampil memberikan pelayanan kebidanan, tetapi juga memiliki nilai tambah, karena mempunyai ilmu dan pengalaman dalam bidang kebencanaan,” ujarnya.

Menanggapi pencapaian angka nol kematian ibu selama program Tenda Kespro dijalankan, Ketua Bidang Pendidikan Pengurus Pusat IBI, Dr. Indra Supradewi menyebutnya sebagai prestasi yang luar biasa. Hal ini karena capaian tersebut diraih di tengah kondisi krisis pascabencana.

Pos terkait