PALU EKSPRES, SIGI -Warga Kabupaten Sigi, khususnya warga di kecamatan seperti di Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Dolo, Kecamatan Biromaru yang mendapat suplai air dari irigasi sungai Gumbasa harus bersabar selama kurang lebih dua tahun untuk bisa mendapatkan kembali suplai air.
Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Sigi, Wimbo Hartono mengatakan, pasca bencana gempabumi dan likuefaksi 28 september 2018, suplai air dari irigasi Sungai Gumbasa tidak ada lagi. Sebab, tanggul irigasi Gumbasa yang membentang dari Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Dolo, KecamatanTanambulava dan Kecamatan Sigi Biromaru, rusak parah.
“Untuk memperbaiki seluruh kerusakan irigasi Gumbasa memakan waktu kurang lebih dua tahun. Hal ini berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov),” kata Wimbo di kantornya, Senin 18 Februari 2019.
Perbaikan irigasi Gumbasa merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi melalui BWSS. Untuk itu kata Wimbo, Dinas PUPR Sigi hanya sebatas koordinasi saja dengan Pemprov soal perbaikan irigasi Gumbasa.
“Saat ini dari Dinas PUPR Sigi mengusahakan dengan OPD lainnya membuat sumur bor dangkal untuk suplay air sementara bagi para petani sambil menuggu pengerjaan irigasi gumbasa tuntas,”jelasanya.
Namun kata Wimbo, itupun bila Pemda Sigi memiliki anggaran yang cukup untuk pengadaan sumur bor dangkal. Sebab, harus ada ratusan sumur bor dangkal yang harus dibuat kalau ingin memenuhi pasokan air warga dalam bertani.
“Satu sumur dangkal kemampuannya hanya bisa mengairi tiga hektar, sementara ada sekitar 5000 hektar lahan pertanian sepanjang dari Kecamatan Gumbasa sampai ke Kecamatan Sigi Biromaru yang harus disuplay air,” ujarnya.
(mg4/palu ekspres)