PALU EKSPRES, SIGI – Warga di kawasan transmigrasi di Desa Oloboju, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, mengeluhkan distribusi air bersih ke wilayah transmigrasi.
“Sudah beberapa hari pasokan air tidak ada. Sehingga, kami sangat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan aktivitas lainya,” kata Sahrul, salah seorang warga yang tinggal di kawasan transmigrasi Sigi.
Sahrul mengakui, kondisi ini sangat menyiksa mereka. Pasalnya, walau untuk kepentingan berwudhu, air sudah tidak ada. Olehnya, ia mewakili sejumlah warga lainnya di kawasan transmigrasi meminta pihak terkait untuk segera mengurus permasalahan tersebut.
Nampak sejumlah warga yang tinggal di kawasan transmigrasi di Desa Oloboju, Kecamatan Sigi Biromaru yang mengeluhkan tidak adanya pasokan air beberapa hari terakhir ini. Foto: Niko/PE
“So tidak ada air di penampungan, jadi biar mo ba apa te bisa, tidak ada air,” keluhnya.
Menyikapi keluhan warga di kawasan transmigrasi terkait tidak adanya pasokan air, Kepala Ketanagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sigi, Dr. Hj. Asnuryati, SE, Msi ditemui di ruang kerjanya, Rabu 20 Februari 2019, langsung berkoordinasi dengan bawahannya. Di antaranya, kepala UPT, pembina, petugas dan pengurus air dan sejumlah warga untuk menjelaskan kenapa persoalan tersebut bisa terjadi.
“Setelah mendengar penjelasan mereka, diketahui memang sudah berapa hari pasokan air tidak ada karena jaringannya yang rusak, disebabkan kebocoran dan sadapan-sadapan yang dilakukan masyarakat di sekitar jalur pipa menuju kawasan transmigrasi,” jelasnya.
Menurutnya, bukan hanya warga di kawasan transmigrasi tidak memperoleh distribusi air bersih akibat adanya kebocoran ini. Warga sekitar lokasi transmigrasi juga mengalami hal yang sama. Misalnya, warga di SP I dan SP II Kecamatan Sigi Biromaru juga tidak dapat pasokan air. “Airnya ada, tapi jaringanya yang rusak. Saat ini sudah dilakukan perbaikan oleh petugas air setempat,” ungkapnya.
Ia mengakui, proses perbaikan kebocoran jaringan pipa cukup memakan banyak waktu. Karena para petugas air harus memperbaiki kebocoran jaringan pipa hingga ke sumber air di Sungai Wuno yang berjarak kurang lebih 12 kilo dari lokasi transmigrasi.
“Jadi, yah mudah-mudahan saja perbaikan yang dilakukan dapat segera selesai, dan warga sudah bisa secepatnya mendapatkan pasokan air yang layak,” ujarnya.