PALU EKSPRES, BOLMONG – Tim SAR gabungan berhasil mengangkut sembilan kantong jenazah dalam longsornya tambang emas di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, kemarin (5/3/2019).
Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Abdul Muin mengungkapkan, para korban ditemukan dalam keadaan meninggal dan dimasukkan kantong jenazah. Dalam evakuasi itu, tim juga menemukan barang-barang milik korban. Di antaranya, tas.
Jenazah pertama ditemukan pada pukul 05.15 Wita dan kantong terakhir ditemukan pada pukul 17.08 Wita kemarin. ”Sepertinya memang tidak ada yang selamat lagi,” kata Muin kemarin (5/3/2019).
Proses evakuasi korban yang terjebak dalam reruntuhan penambangan emas tanpa izin di Bolaang Mongondow, Sulut, Rabu (6/3/2019). Foto: DEWI MUNTIA/MANADO POST
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga H+6 (4/2) pukul 07.00 Wita, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 28 orang. Sebanyak 9 orang meninggal dan 19 lainnya selamat dalam kondisi luka ringan dan berat.
Dengan tambahan 9 orang kemarin, jumlah korban meninggal menjadi 18 orang. Muin menyatakan bahwa evakuasi sudah dilakukan dengan alat berat. ”Bebatuan yang menimbun korban ukurannya besar-besar,” kata Muin.
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, menetapkan masa tanggap darurat pascalongsor di tambang emas Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, selama 14 hari mulai 26 Februari hingga 11 Maret.Â
Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, penetapan masa tanggap darurat akan memudahkan evakuasi korban tambang emas ilegal yang longsor dan menimbun puluhan penambang. ”Sampai saat ini, evakuasi masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan,” ujar Sutopo.
Sutopo menyatakan, belum ada data pasti berapa jumlah korban yang tertimbun longsor. Berdasar laporan penambang yang selamat dan masyarakat sekitar, jumlah penambang yang bekerja di dalam lubang saat penambangan bervariasi.
Beberapa menyebutkan 30 orang, 50 orang, dan 60 orang. Bahkan, ada yang menyebut 100 orang karena saat itu banyak yang menambang di lubang besar, sedangkan di lubang-lubang kecil tidak diketahui.