Keuntungannya, selain pasokan listrik yang lebih terjamin, penghematan biayanya juga besar. Hal tersebut diungkapkan Branch Manager PT Perikanan Nusantara Cabang Makassar Ferdinand Wenno. Menurutnya, sebelum didukung PLN, biaya operasional kapal floating cold storage Perinus yang sudah bersandar di Untia selama setahun sangat mahal.
“Karena memakai genset solar, biaya operasional dan pemeliharaannya mencapai Rp 200 juta per bulan” urai Ferdinand. Dengan perhitungan menyala 250 jam, penggunaan listrik dari PLN menjadikan Perinus menghemat Rp 138 juta per bulannya.
Penggunaan cold storage pun menurut Hasan juga terbukti mampu menunjang pertumbuhan bisnis nelayan setempat sekitar 5-6 persen. Sementara mengutip data ARPI pada Oktober 2017, kapasitas cold storage untuk perikanan mencapai 200 ribu ton, masih jauh dari kebutuhan nasional yang memerlukan kapasitas penyimpanan mencapai 1,7 juta ton.
“Daerah-daerah yang urgent membutuhkan cold storage di timur yaitu NTB dari Lombok sampai Sumbawa, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Sulawesi Utara sampai Selatan, Maluku mencakup Ambon dan Ambon Utara, lalu Papua di Sorong dan Timika. Demikian juga daerah Sumatera membutuhkan cold storage untuk hasil pertanian seperti Lampung, Palembang, dan Riau yang besar produksi peternakannya,” pungkasnya. (agf/jpc)