PALU EKSPRES, PARIGI– Sebanyak 32 apotek di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) belum memiliki apoteker atau sarjana farmasi yang telah terlatih secara profesional di bidang pelayanan obat dan pasien.
Kondisi yang sama bagi Puskesmas di Parimo. Dari 23 Puskesmas yang ada di daerah itu, baru dua Puskesmas yang memiliki apoteker.
“Padahal, seorang apoteker tidak hanya bertugas membuat obat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Tetapi juga harus memberikan informasi dan edukasi mengenai obat yang akan diberikan kepada pasien,” kata Kepala Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Kabupaten Parimo, Devi Artini Uga, di kantornya, beberapa hari lalu.
Menurut Devi, apotek itu harus mempunyai apoteker dan harus memiliki jam praktek yang jelas.
“Nah, itu adalah pekerjaan pelayanan kefarmasian,” kata Devi.
Selain itu kata dia, dari 23 Puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Parimo itu, diketahui baru dua Puskesmas yang mempunyai apoteker, yaitu Puskesmas Parigi dan Sumber Sari. Selain dari itu, puskesmas hanya punya tenaga teknis kefarmasian.
Karenanya, setelah 23 Puskesmas tersebut diukur dalam hal penggunaan obat rasional dan generik, indikator penggunaannya masih terlampau jauh dari target.
“Targetnya itu kan, kita sudah di atas 60 persen tapi kita masih di bawah, masih rendah sekitar 20 hingga 40 persen. Karena pelayanan kefarmasian itu, sesuai dengan Permenkes dan harus dilakukan oleh apoteker,” jelasnya.
Masih menurut Devi, pihak Dinkes Parimo sebenarnya dituntut untuk bekerja sesuai regulasi yang ada, seiring upaya akreditasi serta pelayanan yang semakin maksimal kepada masyarakat. Sebab, pekerjaan kefarmasian ini tidak boleh digantikan oleh profesi lain.
“Kita memang harus mengakui bahwa, di situlah kelemahan kita, karena selama ini seksi kefarmasian ini masih fokus pada 23 Puskesmas yang ada,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, apoteker itu adalah orang yang sudah menyelesaikan program profesi apoteker yang sudah disumpah.”Jadi kalau dia masih tenaga teknis kefarmasian berarti masih pengganti, walaupun latar belakang ilmunya sama.
“Jadi semua teman-teman yang ada di 23 Puskesmas itu, semua yang dampingi adalah kami dari Dinas Kesehatan,” ungkapnya.