PALU EKSPRES, PARIGI– Pelaksanaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) jenjang Sekolah Dasar (SD) yang berlangsung di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Desa Olaya Kecamatan Parigi, Sabtu 30 Maret 2019, diduga ada praktek curang.
Tiga juri pada lomba seni pantomim, salah seorang diantaranya diduga memenangkan salah satu peserta karena diketahui siswa itu merupakan siswa yang dilatih oleh juri tersebut. Bahkan, praktek curang yang sama diduga juga dilakukannya pada kegiatan FLS2N tingkat Kabupaten Parimo di tahun sebelumnya, yang dilaksanakan di Kecamatan Sausu.
Keberpihakan kepada peserta yang dimenangkannya itu terlihat jelas saat pengumuman lomba dilakukan. Standar penilaian yang dilakukan terkesan hanya diarahkan kesalahan satu peserta saja.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong, Adrudin Nur saat dikonfirmasi media ini di Parigi, Sabtu 30 Maret 2019, menyayangkan hal tersebut.
Sebab, pada pembukaan pelaksanaan kegiatan saat itu, pihaknya sempat berpesan dengan terlaksananya lombat tersebut tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
“Saya terimakasih atas laporan itu. Karena saya tidak berada di tempat, nanti saya hubungi penanggung jawabnya. Saya sudah wanti-wanti ini teman-teman, saya tidak mau karena melihat dia si A atau si B, tanpa intervensi siapapun. Saya punya keinginan yang menang betul-betul memiliki representatif,” ungkapnya.
Sekaitan hal itu, Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD), Said Nurdin yang merupakan penanggungjawab kegiatan mengatakan, pihaknya tidak bisa serta merta menggugurkan peserta yang telah dinyatakan menang, karena tidak memiliki solusi.
Sebab, menurut Said, sejak awal pihaknya telah memberikan peluang kepada pendamping peserta untuk menyampaikan komplain. Begitu juga sebelum lomba dilaksanakan, tidak ada komplain yang diterima oleh pihak panitia.
“Tahapan sejak awal sudah kami lalui, kalau kita mulai lagi dari awal bisa kacau nantinya, Kalau memang sudah ada hasil akhir, dan baru ada yang protes berarti bagaimana tahapan dari awal,” ungkapnya.
Sekaitan dugaan praktek curang tersebut pihak Dinas akan tetap menerima hasil lomba. Ia mengatakan bahwa pihaknya menolak dinyatakan tidak sportif.