PALU EKSPRES, JAKARTA– Praktisi Intelijen Fauka Noor Farid menduga akan terjadi pengarahan aparatur dan intelijen negara secara besar-besaran untuk memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Bahkan, dia mensinyalir, aparatur dan intelijen negara berpotensi mengarahkan masyarakat untuk memilih kubu petahana sebelum hari pencoblosan Pilpres 2019.
“Sudah terindikasi, ada tahapan-tahapan strategi yang akan mereka lakukan. Ya, disayangkan aparat negara yang harusnya netral, malah melakukannya,” kata Fauka ditemui di Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Dia menduga, pengerahan itu buntut kegamangan kubu petahana yang melihat besarnya respons positif masyarakat untuk kubu Capres – Cawapres 02. Melalui analisis intelijen, Fauka menjelaskan, sudah tampak jelas akan terjadi upaya pengerahan.
“Pertama, mereka akan mendata pemilih, dengan mendekati secara persuasif, bahkan, intimidatif, lantas memberikan uang. Di detik akhir, mereka juga akan memastikan bahwa pilihan tidak lari, jadi ada pengarahan dan memastikan untuk memilih kubu 01,” ujar dia.
Fauka berharap, masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan adanya indikasi intelijen dan aparat negara bermain dalam Pilpres 2019.
“Bakal ada sebentuk serangan fajar yang mereka lakukan. Jadi masyarakat harus waspada, dan tetap gunakan kecerdasan, pakai akal sehat. Jangan mau diintimidatif,” kata dia.
Fauka melanjutkan, kecerdasan masyarakat akan menjadi pemenang dalam pilpres. Masyarakat wajib berperan meminimalisir pengerahan memilih pasangan capres – cawapres tertentu.
“Saya pikir masyarakat sudah cerdas, jadi tetap waspada dengan permainan intelijen dan aparat negara yang mengarahkan itu. Pilih pemimpin yang dikehendaki rakyat, tanpa adanya intimidasi dari orang-orang yang sudah gamang dengan kondisi saat ini,” pungkas dia.
(mg10/jpnn)