PALU EKSPRES, PALU – Senior Vice Presiden PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Slamet Victor Panggabean mengatakan kapasitas produksi PT IMIP saat ini mencapai 900 ribu ton pada tahun 2018.
Namun hampir keseluruhan hasil produksi berupa bahan mineral nikel di kawasan pertambangan yang terletak di Desa Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah itu, digunakan untuk keperluan internal. Sehingga, PT IMIP belum melakukan ekspor secara besar-besaran.
“Kebutuhan internal PT IMIP masih sangat banyak sehingga kami hanya ekspor 15 hingga 20 persen dari total produksi,” kata Slamet dihubungi melalui Whats App, Kamis (11/4/2019) .
Di kawasan pertambangan yang dikelola oleh PT IMIP tersebut kata Slamet, dipekerjakan sekitar 31 ribu tenaga kerja lokal. Sedangkan pekerja asing sekitar 2 ribu orang.
“Kendala kita di tenaga kerja teknis, seperti operator. Itu sementara kita datangkan dari luar yang berjumlah sekitar 2 ribu orang itu,” kata Slamet sekaligus meluruskan isu yang berkembang bahwa PT IMIP mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja asing.
Slamet menjelaskan, pelibatan tenaga kerja asing di perusahaan pengelola kawasan industri pertambangan khususnya bahan mineral nikel tersebut, secara bertahap akan dikurangi seiring transfer teknologi sudah dilakukan oleh tenaga kerja lokal yang ada.
Upaya untuk mempercepat transfer teknologi tersebut katanya, adalah melalui pengiriman tenaga kerja lokal mengikuti training di luar daerah, di antaranya ke Makassar Sulawesi Selatan. Bahkan, banyak di antara tenaga kerja lokal tersebut dikirim ke Pulau Jawa untuk mengikuti training agar memiliki skil sesui yang dibutuhkan perusahaan.
Menurut Slamet, jika pengiriman tenaga kerja lokal tersebut berlangsung sesuai target, maka bidang-bidang teknis yang ada di PT IMIP tidak lagi ditangani oleh tenaga kerja asing.
“Kami targetkan tiga atau empat tahun mendatang, tenaga teknis akan diberikan kepada tenaga kerja lokal,” ujarnya.
(fit/palu ekspres)