Ilustrasi mabuk dalam perjalanan mudik. Eevening Express. Foto: Eevening Express
PALU EKSPRES – Mabuk atau mual dalam perjalanan memang bisa mengganggu kenyamanan. Apalagi dalam perjalanan mudik di tengah kemacetan bersama anggota keluarga. Berbagai cara bisa dicoba untuk meredakan mual dari mulai minum obat hingga rempah tradisional seperti jahe.
Jahe, tumbuhan tropis yang memiliki nama Zingiber Officinale ini adalah bagian dari keluarga rimpang. Jahe memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Diantaranya karena sifat anti-radang dan anti-inflamasi sehingga sudah lama dipercaya sebagai pengobatan.
Tak hanya di Indonesia, jahe sebagai obat juga digunakan di negara Asia lainnya bahkan di sejumlah belahan dunia. Termasuk mengandalkan jahe kering untuk menenangkan sakit perut, diare, dan mual. Sehingga ada masyarakat yang percaya kalau jahe dapat menenangkan perut yang asam saat mabuk perjalanan.
Tapi, apakah benar jahe bisa mengatasi mual dan mabuk perjalanan?
“Tidak ada bukti klinisnya. Sebaiknya minum obat saja kalau memang sering mabuk kendaraan,” tegas Ahli Endoskopi Gastrointenstinal yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, kepada JawaPos.com, Jumat (31/5/2019).
Sementara itu, dilansir dari The Guardian, jumat (31/5/2019), obat bebas yang mengandung hyoscine bisa efektif mengatasi mabuk perjalanan seperti halnya antihistamin, tetapi efek sampingnya dapat menyebabkan kantuk. Maka tak direkomendasikan bagi pengemudi. Minum sekitar dua jam sebelum bepergian.
“Beberapa orang merekomendasikan jahe, tetapi itu memang hal itu menunjukkan bukti yang lemah jika jahe efektif untuk mabuk perjalanan,” tegas Pakar Kesehatan dari Guy’s and St Thomas’ NHS Louisa Murdin. Selain meminum obat-obatan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi mual atau mabuk saat berkendara.
Mabuk kendaraan bisa diatasi dengan mengatur pernapasan dan menjaga pandangan. (Reader’s Digest)
- Hindari pemicu
Jangan bepergian dengan pesawat kecil, yang cenderung lebih buruk daripada jet yang lebih besar. Jika berada di atas kapal, terus ke tengah, juga bisa memicu mual. Atau di dalam mobil, tempat terburuk untuk duduk adalah di kursi belakang, karena lebih sulit untuk melihat keluar jendela. Sayangnya, ini adalah tempat anak-anak biasanya duduk. Dan orang-orang paling rentan terhadap penyakit perjalanan adalah dari usia 8-12 tahun.