Final Liga Champions 2018-2019 mempertemukan Tottenham Hotspur kontra Liverpool, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. Foto: Uefa.com
PALU EKSPRES – Untuk kedua kali dalam sejarah, all Engish Final terjadi di partai puncak Liga Champions. Pada Minggu (2/6/2019) dini hari WIB, Tottenham Hotspur dan Liverpool saling bertarung untuk memperebutkan trofi Si Kuping Besar di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid.
Ini mengulang dominasi Inggris di final Liga Champions 2007-2008. Kala itu, Manchester United bersua Chelsea di partai puncak dan dimenangkan Man United lewat drama adu penalti.
Soal perjumpaan tentu tak ada yang spesial karena Tottenham dan Liverpool sudah katam bertemu di ajang domestik. Baik itu Premier League, Piala FA, maupun Piala Liga. Namun, laga nanti menjadi isimewa karena terjadi di final Liga Champions, ajang antarklub Eropa paling prestisius.
Berdasar sejarah di ajang ini, Liverpool tentu pantas menepuk dada. Jadi wajar mereka lebih diunggulkan. Maklum saja, ini menjadi ke-9 di Liga Champions. Dari 8 final sebelumnya, The Reds – julukan Liverpool, mampu juara sebanyak 5 kali pada 1976-1977, 1977-1978, 1980-1981, 1983-1984, dan 2004-2005. Tiga kali Liverpool gagal yakni pada 1984-1985, 2006-2007, dan 2017-2018.
Tentunya Liverpool sudah paham bagaimana caranya meraih kemenangan di laga final Liga Champions. Namun, Liverpool tak boleh menutup mata. Dalam dua final terakhir, mereka selalu kalah. Teranyar adalah musim lalu saat kalah dari Real Madrid dengan skor 1-3. Pelatih Liverpool juga masih sama yakni Juergen Klopp.
Toh, itu masih lebih baik dari Tottenham. Maklum saja, ini menjadi final pertama mereka dalam sejarah Liga Champions. Tottenham bisa dibilang mengikuti langkah Chelsea pada 2007-2008.
Kala itu, Chelsea juga menggapai final pertama di Liga Champions dan langsung bersua sesama klub Inggris. Kini, Tottenham juga bertemu sesama klub Inggris pada final pertamanya di Liga Champions. Chelsea sendiri kalah dari Man United. Apakah Tottenham juga mengikuti jejak Chelsea?
Terlepas dari kemungkinan-kemungkinan di atas kertas, laga nanti dipastikan akan berjalan seru dan panas. Bukan hanya karena keduanya sudah saling mengenal, juga karena adanya ambisi dari kedua pelatih. Klopp di kubu Liverpool tentu tak mau dilabeli spesialis runner-up. Ini menjadi final ketiga pelatih asal Jerman itu di Liga Champions. Pada dua final sebelumnya selalu mengalami kekalahan. Pada 2012-2013, Borussia Dortmund dikalahkan Bayern Muenchen. Kemudian pada 2017-2018 Liverpool kalah dari Madrid.