PALU EKSPRES, TOLITOLI- Salat Ied 1440 Hijriyah tahun 2019 di Kabupaten Tolitoli kembali di pusatkan di Lapangan Hi Hayyun, Rabu 5 Juni.
Ribuan warga Kabupaten Tolitoli yang datang untuk melaksanakan salat tumpah ruah hingga menempati ruas jalan di seputar lapangan. Bahkan kepadatan jemaah menyebabkan barisan saf melebihi posisi imam salat.
Tahun ini pemerintah dan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Tolitoli menetapkan Lapangan Hi Hayyun sebagai satu-satunya pusat pelaksanaan salat Ied tingkat kabupaten. Dalam beberapa pelaksanaan salat dimasa lalu, pemerintah biasanya menetapkan juga masjid agung sebagai pusat salat selain lapangan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Bupati Tolitoli pada tahun 2017 silam telah mengganti nama lapangan tersebut dari Hi Hayyun menjadi taman kota Gaukan Moh Bantilan (GMB). Meski mendapat penolakan keras dari masyarakat, Bupati tetap bersikukuh menamakan lapangan yang telah menjadi icon kabupaten penghasil cengkeh tersebut dari nama Raja Tolitoli.
Namun pada momentum salat Ied, banyak diantara warga mengaku enggan meyebutnya taman kota GMB.
Dicky salah satu warga kepada Palu Ekspres mengaku lapangan Hi Hayyun lebih terasa akrab disebut ketimbang taman kota GMB. Selain itu pemudik ini juga menyebut nama Hi Hayyun telah menjadi seperti icon bagi Kabupaten Tolitoli.
Menurutnya nama Hi Hayyun terlanjur melekat dihati masyarakat. Apalagi telah menjadi sebuah monumental untuk menghargai jasa Hi Hayyun yang frontal melawan penjajah di zamannya.
Agus pun demikian. Meski telah dinamai taman kota GMB, pria ini mengaku tetap akan menyebut lapangan itu sebagai lapangan Hi Hayyun.
“Sebenarnya tidak mengapa pemerintah menggantinya. Tapi kami masyarakat tetap menyebutnya lapangan Hi Hayyun. Karena nama itu telah tertanam dalam sanubari kami,”kata Agus. (mdi/palu ekspres)