Pemilihan Wali Kota Palu tinggal berbilang setahun lebih lagi. Birokrat, politisi, pun para profesional sudah ada yang mulai ancang-ancang untuk bertarung. Salah satunya, meski belum mendeklarasikan diri, tapi laik dipertimbangkan adalah Kamil Badrun. Ia adalah jurnalis senior, pemilik kelompok media Radar Sulteng cum pengusaha kontruksi dan tambang.
“Kepala Daerah itu mesti berpikir tak ubahnya seperti seorang interpreneur, wirausahawan. Membangun Kota dengan pendekatan usaha ekonomi saya kira sesuatu yang bisa dilakukan. Utamanya membangun Kota Palu pasca bencana dahsyat 28 September 2018 kemarin. Saya harus mengakui dari tahun ke tahun ujud kota ini makin membaik. Sayangnya, terkesan lamban. Apalagi untuk menyejajarkan diri dengan kota-kota lain yang sudah maju di timur Indonesia saja. Kita butuh percepatan. Saya menawarkan pendekatan kewirausahaan untuk membangun dan mengembangkan kota ini.”
Kutipan itu adalah penyampaian Kamil Badrun AR, jurnalis senior dan pemilik kelompok media Radar Sulteng pada kesempatan silaturahmi, Rabu, 5 Juni 2019, bertepatan dengan 1 Syawal 1440 Hijriyah.
Banyak kisah yang disampaikan penyuka olahraga bulutangkis ini. Namun ada satu dua yang penting untuk disampaikan kepada khalayak. Soal pendidikan agama, pembentukan karakter, juga kepedulian sosial dan usaha ekonomi kerakyatan atau kewirausahaan menjadi perhatiannya.
Soal pendidikan, Kamil menaruh perhatian sangat besar. Itulah yang mendasari langkahnya membangun Yayasan Umat Umat Alikhlas pada 2004. Melalui Yayasan ini, ia mendirikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Baginya pendidikan agama dan pembangunan karakter generasi sejak dini adalah keniscayaan. Itulah yang akan membentuk kepribadian anak hingga dewasa, membentuk kelompok generasi dan komunitas.
“Sejak Provinsi Sulawesi Tengah berdiri kita baru punya seorang Jenderal. KIta baru punya Mayor Jenderal TNI HB. Paliudju. Belum ada anak-anak asli daerah yang menjadi Jenderal baik di TNI maupun Polri. Kenapa? Karena kita memang tidak menyiapkannya secara terencana pendidikan putra-putri terbaik kita,” kata pria kelahiran Palu, 6 Desember 1968 ini.