Pulau di Pusaran Peradaban Dunia

  • Whatsapp

Magellan sendiri wafat di philipina dlm sengketa perang lokal. Misi dilanjutkan Oleh Sebastian Elkano dengan dua kapal tersisa, Trinidad dan Victoria. Mereka membuang sauh di pantai Rum. Sekarang pelabuhan Rum, letaknya dekat sekali dengan pulau Maitara.

Kebaikan memuliakan
tamu dari kedua kesultanan ini, ternyata masuk dalam perangkap politik adu domba. Persekutuan ini, faktanya kemudian, menimbulkan silang sengketa yang panjang dalam sejarah. Pertikaian perebutan Sumber Daya Alam berupa rempah-rempah, cengkih dan Pala. Hingga datang Belanda dan Inggeris dengan napsu yang relatif sama.

Bacaan Lainnya

Pendekatan “Devide et impera” sebagai srategi politik dan ekonomi untuk memuluskan kerakusan, gayung bersambut dengan mental hianat dan gila kedudukan dari sebagian “in lander” (pribumi), menjadi sebab bercokolnya kaum penjajah demikian lama.

Moktar lubis, menulis dalam bukunya “Mentalitas Orang Indonesia”.
Beliau,mensinyalir bahwa mental menjajah, terjajah dan hianat demi kedudukan dan materi (uang dan fasilitas) ini, masih diwarisi generasi hingga kini. Sayang, karena sejarah panjang ini tidak menyadarkan kita semua. Bahkan, melalaikan kita sebagai anak negeri. Seolah tidak pernah ada.

Padahal, “historia magistra vitae” (sejarah adalah guru kehidupan). Itulah sebabnya, penyair Milan pernah menulis “The Straggle of Man against power, is the struggle of memory against forgetting”. “Perjuangan melawan kekuasaan, sesungguhnya adalah perjuangan melawan lupa”.

Namun begitu, tetaplah kita rawat optimisme. Semogalah satu ketika, keadaan berubah. Tapi, entah kapan ? Wallahu a’alam bi shawab.

Pos terkait