Warga Didorong Pelajari Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, SIGI– Sebagai upaya pengurangan resiko terhadap dampak bencana alam, komunitas Polelea dan Dewan Kesenian Kabupaten Sigi mengadakan dialog interaktif Mitigasi Bencana Berbasis Pengetahuan Lokal.

Dialog yang dilaksanakan di ruang Seni Ganogo, Kotapulu, Kecamatan Dolo ini, menghadirkan narasumber Bupati Sigi Mohammad Irwan, akademisi Untad Muhammad Marzuki dan Abdullah. Dialog ini adalah bagian dari kegiatan Talu Art ke-33 yang mengangkat tema “Tutura To Rilare”.

“Kegiatan dialog semacam ini sangat bagus untuk menyediakan media bagi masyarakat untuk memberikan masukan dan kritik kepada pemerintah tanpa saling menghantam dan menghasut,” kata Bupati Sigi, Mohammad Irwan, Senin, 29 Juli 2019.

Irwan mengatakan, bencana bukan untuk ditakuti melainkan untuk disigapi, diantisipasi dan ditanggulangi. Oleh karena itu, ia sangat berharap kegiatan ini akan menghasilkan konsep, gagasan dan rekomendasi yang disampaikan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun protap mitigasi bencana, sebagai wujud kesiapan pemerintah dalam menghadapi bencana.

Sementara itu, Dosen Untad Marzuki, dalam kesempatan itu menyampaikan, agar pemerintah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait bencana khususnya terkait posisi Sesar Palu Koro dan cincin api.
“Sangat penting untuk diketahui masyarakat agar masyarakat bisa mengantisipasi terjadinya bencana alam, yang kapan saja bisa terjadi,” sarannya.

Posisi Sesar Palu Koro dan cincin api kata Marzuki, tidak dapat dihindari dan tidak mungkin berubah, namun dapat diantisipasi. “Sehingga, masyarakat agar dapat selalu belajar dari tutur para leluhur atau kearifan lokal suku Kaili tentang bagaimana menghadapi dan mengantisipasi bencana,” ungkap Marzuki. (mg4/palu ekspres)

Pos terkait