SDM Unggul, Luaran Harsu Sesuai Standar Pasar kerja

  • Whatsapp

Oleh Hasanuddin Atjo, Kepala Bappeda Sulteng

JOKO WIDODO menjadikan pengembangan sumberdaya manusia sebagai salah satu prioritas di periode kepemimpinannya, 2019 – 2024. Agenda ini sangat relevan dengan tuntutan menjadi sebuah negara maju dan berpendapatan tinggi. Pricewaterhouse Cooper (PwC) memprediksi di tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi ke 5 dunia yaitu sebesar $ 7,4 triliun US, setelah China, India, Amerika Serikat dan Brasil, atau meningkat sekitar 7 kali dari tahun 2018.

Bacaan Lainnya

Karena itu “SDM unggul, Indonesia Maju” menjadi salah satu konteks yang menonjol dalam meperingati hari kemerdekaan RI ke 74. Menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana konten SDM unggul, Indonesia maju yang dimaksud.

Pengangguran Terbuka dan Pasar Kerja

Data BPS nasional menunjukkan bahwa angka pengannguran terbuka tahun 2018 relatif tinggi, sekitar 5,34 persen atau sekitar 7 juta orang. Berdasarkan struktur pendidikan, sebagian besar pengangguran merupakan lulusan SMA (27,57%), SMK
(24,74%) dan universitas sekitar (10,42%). Bahkan tingkat pengangguran dari SMK dan universitas terus mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Di tahun 2018, peningkatan pengangguran lulusan Universitas mencapai 17,9%, sementara lulusan SMK hampir 7%, yang dihitung dari tahun 2015. Kondisi ini diperparah lagi oleh tuntutan pasar kerja, dunia industri dan dunia usaha (DIDU). Pasar kerja menuntut kriteria yang semakin ketat terhadap syarat untuk diterima.

Terlebih lagi di era Industri 4.0, konsepnya cenderung mengurangi jumlah tenaga kerja fisik, karena dapat digantikan oleh tenaga kerja robotic.

Masuknya pradaban baru industri 4.0 yang berorientasi digital ini, di satu sisi mendistrupsi bisnis yang lama, tetapi melahirkan bisnis yang baru. Berbagai transaksi telah digantikan oleh sejumlah aplikasi sehingga mengurangi tenaga di sejumlah lembaga keuangan, jasa pengantar surat dan dokumen, jasa pembayaran lainnya.
Berkembangnya teknologi aplikasi juga membuka kesempatan dan lapangan kerja baru seperti jasa angkutan, pembayaran, pembelian dan jasa pengantaran sampai usaha membersihkan rumah tangga sekalipun. Inilah menjadi salah satu sebab mengapa angka penganguran SMK dan universitas cenderung meningkat, karena lamban beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat.

Pos terkait