Tidak hanya itu, kebutuhan pangan terutama protein dan karbohidrat juga menjadi peluang yang harus diantisipasi. Demikian pula halnya dengan kebutuhan tenaga kerja untuk perhotelan, restoran sampai kepada tenaga paramedis. Saat ini di PT IMIP, Indonesia Morowali Industries Park sedang dibangun pabrik baterai Lithium terbesar di dunia dengan investasi sekitar 56 triliun rupiah. Kesemuanya ini tentunya merupakan pasar tenaga kerja yang potensial bagi Sulawesi Tengah.
Pengembangan pendidikan Vokasi, khususnya SMK juga telah mejadi perhatian Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola. Saat ini jumlah SMK di Sulawesi Tengah 187 sekolah terdiri dari SMK negeri 103 sekolah dan SMK swasta 84 sekolah.
Pengalihan kewenangan di sektor Pendidikan menengah ke Provinsi berdasarkan UU nomor 23 tahun 2014 tentunya menimbulkan tantangan tersendiri. Melalui Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah, tanggal 19 Agustus 2019 bertempat di Bappeda Sulawesi Tengah, dilaksanakan rapat koordinasi revitalisasi Pendidikan vokasi, khususnya SMK yang menghadirkan seluruh stakeholders terkait tingkat Provinsi dan Kabupaten-Kota.
Rekomendasi yang disampaikan kepala Bappeda, Hasanuddin Atjo dalam rapat koordinasi tersebut antara lain Pengembangkan Pendidikan SMK harus berdasarkan kebutuhan pasar. Karena itu pengembangan SMK difokuskan kepada kompentensi keahlian yang berkaitan dengan Industri tambang logam dan non logam; Industri Pangan termasuk Perikanan, Padi dan Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan serta Kehutanan; Industri Pariwisata terutama terkait kompetensi perhotelan dan tataboga. Kesemua ini tentunya memerlukan proses.
Diakhir paparannya, Kepala Bappeda merekomendasikan kiranya Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah segera melahirkan roadmap atau peta jalan terkait dengan revitalisasi Pendidikan vokasi, utamanya dikaitkan dengan dampak dari dua keputusan penting Presiden Jokowi yaitu pindahnya Ibukota Negara dari Jakarta ke Kalimantan serta Pepres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Kendaraan Bermotor Bertenaga Baterai. ***