Hendrik Leopatty. Foto: Istimewa
PALU EKSPRES, PALU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Palu akan menambah 16 alat sensor pendeteksi gempa, seismograf untuk mengantisipasi dan mengukur guncangan akibat gempa bumi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan ketambahan 16 alat sensor pendeteksi gempa dan 9 alat sensor sebelumnya, BMKG Palu memiliki 25 alat sensor gempa tersebar di seluruh wilayah Sulteng.
Sebelumnya, pendeteksi gempa milik BMKG hilang dicuri di wilayah Kabupaten Sigi. Kepala seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Klas 1 Palu, Hendrik Leopatty Jumat (29/11/2019) mengatakan, tahun ini ada ketambahan 16 alat sensor pendeteksi gempa, akan dipasang ke berbagai wilayah Sulteng.
Dia mengatakan, alat sensor itu diantaranya akan dipasang 6 di wilayah Kabupaten Donggala meliputi Kecamatan Banawa, Banawa Selatan, Balaesang, Balaesang tanjung, Sindue dan Rio Pakava.
Kemudian, 3 di Kabupaten Poso meliputi Desa Wasa, Kasiguncu, Bariri dan 2 di Kabupaten Parigi Mautong meliputi Toboli, Taupa. Dan 1 di Kabupaten Buol, 1 di Kabupaten Banggai dan 3 di Kabupaten Morowali.
“Untuk sensor di Kabupaten Morowali , lebih difokuskan pada bidang patahan sesar Matano. Sedangkan di Kabupaten Donggala difokuskan pada patahan sesar Palukoro, ” ujarnya.
Dia menyebutkan, akhir Desember ini Perakitan modul untuk instalasi sumber daya energinya listriknya dan komunikasinya. Selanjutnya kata dia, pada bulan Januari- Juni tahun 2020 konfigurasi semua alat sensor terpasang dan rencana aktivasi pemanfaatan sensor-sensor ini dioptimalkan pertengahan tahun 2020. Sehingga dapat dimanfaatkan BMKG untuk satu Indonesia. Dengan 25 alat sensor terpasang tersebut, nantinya akan menambah kecepatan dan akurasi analisa data.
“Kami berupaya setiap ada kejadian gempa diwilayah kerja dapat terbaca dibawah 5 menit,” ujarnya.
Ia mengatakan, berkaca dari pengalaman gempa sebelumnya adanya ganguan listrik pada alat sensor pendeteksi gempa terpasang, saat ini menggunakan panel solar. Sedangkan komunikasinya menggunakan satelit Vsat.
Sedangkan sumber listrik di kantor guna menganalisa data yang masuk, Ia menyebutkan, mengantisipasinya dengan mencadangkan mesin genset, bahan bakar minyak (BBM) nya full tangki. “Bisa dipakai sampai 2 hari, sebelum listrik normal,” katanya.