Inisiatif Sekolah Indonesia Cepat Tanggap ini telah digagas sejak pascagempa di Lombok dan Sulawesi Tengah pada tahun 2018 di berbagai wilayah yang terkena gempa. Hingga saat ini telah dibangun sebanyak delapan sekolah yang meliputi SD, TK, PAUD-KB dan pesantren yang berlokasi di Lombok Barat, Sumbawa, Palu dan Sigi, yang dapat menampung tidak kurang dari 500 siswa.
Inisiatif ini telah meraih penghargaan Futur Arc Green Leadership Award 2019 pada tanggal 23 April 2019, terpilih di antara karya-karya dari Asia Pasifik. Penghargaan ini diberikan atas rancangan sekolah yang didesain oleh tim dari Klaster Perancangan Arsitektur Departemen Arsitektur FTUI dengan prinsip desain modular berupa unit-unit yang dapat disusun secara plug and play serta dapat dibangun secara cepat.
Bangunan sekolah TK dan PAUD yang diresmikan terdiri dari unit-unit ruang kelas, selasar, ruang transisi, tribun, jamban dan tempat cuci tangan, dan dilengkapi dengan berbagai mural pada permukaan dinding dan lantai sebagai sarana belajar serta mengasah kemampuan indera dan motorik bagi anak-anak. Masing-masing sekolah ini diselesaikan dapat waktu yang sangat singkat yaitu 2-3 minggu.
Sebagaimana halnya semua Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang telah dibangun, unit-unit modular dari sekolah ini dirancang dengan seksama sehingga tidak ada material yang terbuang percuma. Unit-unit modular ini juga memiliki fleksibilitas untuk disusun menghasilkan ruang-ruang belajar yang efektif, sehingga kegiatan belajar dapat dilaksanakan di mana saja, tidak terbatas di ruang kelas saja.
Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, memberikan apresiasinya atas pembangunan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap. Gubernur yang juga merupakan Ketua Umum ILUNI UI Sulawesi Tengah tersebut menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga besar UI, FT UI, dan ILUNI UI yang telah mengulurkan bantuan dalam mendirikan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap.
”Untuk diketahui bahwa ILUNI UI dan FT UI bukan hanya membangun TK ini, sejak bencana tahun lalu program UI Peduli sudah jalan membangun huntara, hunian tetap bahkan sampai hari ini masih ada di daerah ramba, sambo, lende pantai barat, itu semua bantuan-bantuan ILUNI UI,” jelasnya.