Menilik Sosok Pendamping Hidayat Lamakarate

  • Whatsapp

https://youtu.be/coBWgErCkFk

Siapa yang bakal mendampingi Mohammad Hidayat Lamakarate maju menjadi Gubernur Sulawesi Tengah? Pertanyaan ini kerap ditanyakan langsung pada Hidayat maupun pada para suksesornya.

Sejumlah nama mengemuka. Ada Anwar Hafid, mantan Bupati Morowali dua periode, ada Pasha Ungu atau Sigit Purnomo Said, Wakil Walikota Palu kini dan ada Nurmawati Dewi Bantilan, mantan anggota DPD RI untuk tiga periode.

Menarik menilik sosok Nurmawati Dewi Bantilan. Putri mantan bupati Tolitoli, H.M. Ma’ruf Bantilan adalah peraih suara terbanyak pada Pemilu 2004, 2009 dan 2014.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 16 September 1971 ini pada 2004 memperoleh suara sebesar 186.337, pada Pemilu 2009 meraup 104.022 suara dan meraih 135.845 suara pada 2014).

Masa kecil hingga remaja dia habiskan di Tolitoli. Dia menempuh pendidikan di SDN Pembina Kabupaten Tolitoli, SMP Negeri 1 Kabupaten Tolitoli, SMA Negeri 1 Kabupaten Tolitoli dan selanjutnya kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan Universitas Tadulako, Palu dan Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia.

Keahlian kepemimpinannya terasah saat bekerja di sektor swasta. Dia pernah menjadi Branch Manager PT Telkomsel Palu, Sulawesi Tengah (1997-2003); lalu Supervisi Service Quality PT. Telkomsel Regional, Sulawesi, Maluku, Papua di Makassar (2003-2004); dan Specialist Commerce PT.Telkomsel Regional Sulawesi, Maluku, Papua di Makassar (2003).

Pada 2004, Ketua dan Deklarator BARINDO Provinsi Sulawesi Tengah (2007-2014) ini mendaftar sebagai calon anggota DPD dan berhasil lolos ke Senayan. Dia pernah menjadi anggota Panitia Perancang Undang-Undang Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (2009-2019), Wakil Ketua Panitia AD Hock (PAH) II DPD RI (2008) dan anggota Badan Kehormatan DPD RI (2008).

Ia pernah memimpin DPD KNPI Sulawesi Tengah pada periode 2001-2004 lalu Ketua Bidang Otonomi Daerah DPP KNPI periode 2005-2008.

Suatu ketika, saya menanyakan apakah dia berniat maju sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Sulteng, ia menjawab: “Saya memerlukan lapangan pengabdian yang lebih luas daripada sekedar menjadi senator.”

Wati Bantilan, begitu biasa dia disapa, aktif dalam pelbagai seminar dan diskusi. Ia juga aktif di sejumlah lembaga sosial kemasyarakatan untuk membantu fakir miskin dan yatim piatu. Pendek kata, ia ada ikon bagi politisi perempuan yang berhasil dari Sulawesi Tengah.

Pos terkait