“Kami perlu sampaikan dari Polres Tolitoli akan melaksanakan trauma healing untuk memberikan hiburan bagi masyarakat terdampak baik anak-anak maupun dewasa. Selanjutnya terkait kebakaran tersebut masih dalam penanganan Unit Identifikasi Satreskrim Tolitoli untuk melakukan olah tempat kejadian perkara,” jelas AKP Moh. Rizal Hi. Bandi, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Tolitoli.
Seperti diketahui kebakaran
hebat terjadi di Kompleks Pelabuhan Dede, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Peristiwa ini terjadi Minggu, 2 februari 2020 malam hingga dinihari. Seorang
warga bernama Saleh berusia 50 tahun dilaporkan menjadi korban kebakaran ini.
Polres Tolitoli mendata sebanyak 385 rumah warga
ludes terbakar dalam kejadian Minggu malam tersebut. Kebakaran tersebut terjadi
di permukiman padat di Kelurahan Sidoarjo, Kecamatan Baolan, Tolitoli.
Sejumlah wilayah Kelurahan di Kecamatan Baolan tercatat rentan pada kebakaran massif. Padatnya permukiman dan sulitnya akses menjadi masalah saat kebakaran terjadi. Api dengan mudah cepat menjalar, sementara mobil pemadam kebakaran terbatas.
Bayangkan saja, untuk daerah yang menjadi langganan kebakaran, mulai kebakaran lahan perkebunan hingga permukiman, mobil pemadam dinas terkait cuma 1 unit berfungsi maksimal. Olehnya saat kebakaran di Kelurahan Sidoarjo, mobil damkar dari Bandar Udara Lalos diterjunkan. Sisanya, mobil water canon milik Polres Tolitoli, lalu mobil tanki air milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perusahaan Daerah Air Minum.
Sistem perpipaan air juga tak mendukung gerak cepat pemadam kebakaran. Hydrant yang berguna untuk mempercepat pengisian tanki pemadam juga tak tersedia memadai.
Pemerintah Kabupaten Tolitoli semestinya memerhatikan soal itu. Selain banjir yang kerap bertandang, kebakaran juga jadi tamu rutin yang datang tanpa diundang. ***