PALU EKSPRES, PALU– Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tumbuh 7,15 persen dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 6,28 persen.
“Ekonomi Sulteng melaju dibandingkan tahun 2018,” kata Kepala BPS Sulteng, Dumangar Hutauruk pada press rilis BPS Sulteng, Rabu (5/2/2020), di kantor BPS Sulteng.
Menurut Dumangar, pertumbuhan terjadi hampir pada semua lapangan usaha. Kecuali pada tiga lapangan usaha, yaitu pengadaan air, pengolahan sampah, limbah, dan daur ulang; penyediaan akomodasi dan makan minum; serta jasa keuangan dan asuransi. Adapun pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 16,27 persen.
Pertumbuhan yang cukup tinggi juga terjadi pada lapangan usaha konstruksi dan informasi dan komunikasi, masing- masing tumbuh sebesar 14,34 persen dan 9,81 persen. Ia menjelaskan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 (c-to-c) yang sebesar 7,15 persen tersebut paling besar disumbang oleh lapangan pertambangan dan penggalian sebesar 2,41 persen bila dilihat dari sumber pertumbuhannya. Selanjutnya, lapangan usaha konstruksi sebesar 1,55 persen, dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 1,26 persen. “Sedangkan untuk sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan berkontribusi sebesar 0,62 persen, dan lapangan usaha lainnya memiliki andil sebesar 1,30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi yang tercipta,” ujarnya.
Adapun struktur perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha tahun 2019 tambahnya, masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama yaitu, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 25,96 persen; Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,13 persen; Industri Pengolahan sebesar 13,01 persen, serta Konstruksi sebesar 12,63 persen.
Sementara itu, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisi Statistik BPS Sulteng Rukhedi, SSi, MSE mengatakan perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah triwulan IV tahun 2019 jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2018 (y-on-y), tumbuh sebesar 9,59 persen.
Pertumbuhan tersebut menurut Rukhaedi, dicapai oleh peningkatan produksi pada sebagian besar lapangan usaha. Pertambangan dan penggalian merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 22,07 persen. Diikuti lapangan usaha konstruksi sebesar 18,24 persen serta pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 11,92 persen.
Pada triwulan IV tahun 2019 jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2018 (y-on-y), seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Sehingga tidak ada lapangan usaha yang mengalami kontraksi.
“Hal ini menunjukkan sudah mulai pulihnya ekonomi Sulawesi Tengah setelah terdampak bencana pada tahun lalu,” ujarnya.